Translate

Gambar Fosil-fosil Hewan Purba

1. Mammoth / mamut
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALASerba Sejarah -  Mamut adalah genus gajah purba yang telah punah. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada gajah normal yang ada di dunia saat ini. Gadingnya melingkar membentuk kurva ke arah dalam dan, dalam spesies utara, dengan rambut panjang. Mereka hidup dalam epos Pleistocene sejak 1,6 juta tahun lalu sampai sekitar 10.000 tahun lalu. Kata mamut berasal dari bahasa Rusia мамонт.
Ada kesalahpahaman bahwa mamut lebih besar dari gajah. Spesies terbesar mamut yang diketahui, Mammoth Imperial California, memiliki tinggi punggung sekurangnya 5 meter. Mamut umumnya memiliki berat 6-8 ton, namun mamut jantan yang besar beratnya dapat mencapai 12 ton. Gading mamut sepanjang 3,3 meter ditemukan di utara Lincoln, Illinois tahun 2005. Sebagian besar spesies mamut memiliki ukuran sebesar Gajah Asia modern.
2. Archeopteryx
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Archaeopteryx (dari Bahasa Yunani Kuno ἀρχαῖος archaios yang berarti ‘kuno’ dan πτΠρυξ pteryx yang bearti ‘bulu unggas’ atau ‘sayap’; dibaca “ar-kee-OP-ter-iks” [ɑː(ɹ)kiˈɒptəɹɪks]) adalah jenis burung paling awal dan primitif yang diketahui. Binatang ini hidup pada Periode Jura sekitar 155–150 juta tahun lalu yang saat ini dikenal sebagai wilayah Jerman bagian selatan. Dalam Bahasa Jerman, Archaeopteryx dikenal sebagai Urvogel, sebuah kata yang berarti “burung yang asli” atau “burung pertama”. Meskipun namanya yang asli berasal dari Bahasa Jerman, Kata ini juga digunakan dalam Bahasa Inggris.
3. Ankylosaurus
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Ankylosaurus adalah salah satu jenis dinosaurus yang memiliki tubuh sepanjang 9 meter (30 kaki). Ankylosaurus memiliki tubuh yang dilindungi oleh semacam cangkang keras yang membuat tubuhnya tidak bisa diserang dengan mudah, bahkan oleh Tyrannosaurus-Rex. Ekornya panjang lurus dan sangat keras. Jika Ankylosaurus dihadang oleh lawannya, ia akan menyerang lawan tersebut dengan ekor kerasnya dan dalam sekejap lawannya akan terjatuh. Para ilmuwan dan ahli palaeontologi biasanya menyebut Ankylosaurus dengan sebutan ‘Anky kecil’.
4. Pteranodon
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Pteranodon (pengucapan /tɨˈrænÉ™dÉ’n/; dari bahasa Yunani Kuno πτερ- “sayap” dan αν-οδων “tak bergigi”), dari Zaman Kapur Akhir (Coniacian-Campanian, 89,3-70,6 juta tahun yang lalu) Amerika Utara (Kansas, Alabama, Nebraska, Wyoming, dan South Dakota), adalah jenis pterosaurus terbesar dengan bentang sayap mencapai 9 meter.
5. Brontosaurus
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA


Brontosaurus (yang berarti “kadal kilat” (dari bahasa Yunani brontÄ“/βροντη artinya ‘kilat’ dan sauros/σαυρος artinya ‘kadal’), adalah sebuah genus sauropoda dinosaurs yang sudah tidak dipakai lagi. Spesies Brontosaurus excelsus dinamakan oleh penemunya Othniel Charles Marsh, pada tahun 1879 dan nama ini tetap dipakai dalam literatur resmi sampai kurang lebih tahun 1974, meskipun sudah dikenil sebagai sebuah spesies dari genus yang telah disebut sebelumya, Apatosaurus, pada tahun 1903. Brontosaurus adalah dinosaurus yang mempunyai leher sangat panjang dan termasuk dinosaurus herbivora. Diperkirakan hidup di zaman kapur. Habitatnya biasanya di tepi danau dan di hutan. Namun, setelah beberapa tahun nama Brontosaurus diganti kembali menjadi Apatosaurus.
6. Diplodocus
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Diplodocus (pengucapan /dɪˈplɒdəkəs/, /daɪˈplɒdəkəs/, atau /ˌdɪploʊˈdoʊkəs) adalah genus dinosaurus sauropod diplodocid yang fosilnya pertama kali ditemukan pada tahun 1877 oleh S. W. Williston. Dinosaurus ini hidup di Amerika Utara barat pada akhir periode Jurassic.
7. Stegosaurus
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Stegosaurus [1] (diucapkan /ˈsteg.əˌsɔː.rÉ™s/) artinya “roof-lizard”, karena plates di punggungnya (bahasa Yunani stego = plate/roof + sauros = lizard) adalah sebuah genus dinosaurus herbivora besar dari Upper Jurassic di Amerika Utara. Spesies ini adalah salah satu jenis dinosaurus yang paling mudah diidentifikasi, karena kedua baris kite-shaped plates di punggungnya (dasar untuk nama ilmiahnya) dan long spikes di ekornya (disebut thagomizer).
8. Dimetrodon
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Dimetrodon adalah sejenis synapsida (‘mamalia mirip reptil’) genus yang berkuasa selama Permian Period, hidup antara 280-265 juta tahun lalu. Ia lebih terkait erat dengan mamalia dibandingkan reptilia seperti kadal.
Dimetrodon juga bukan dinosaur, walaupun umumnya dikelompokkan dengan mereka. Sebaliknya, ia diklasifikasikan sebagai pelycosaur. Dimetrodon orang tua yang telah ditemukan di Amerika Utara dan Eropa, serta penemuan jejak kaki Dimetrodon yang signifikan di selatan New Mexico oleh Jerry Macdonald.
9. Tyrannosaurus rex
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Tyrannosaurus rex (Tyrannosaurus, arti ‘kadal tiran’ / rex, arti ‘raja) merupakan dinosaurus jenis karnivora yang terbesar. T-rex dapat tumbuh sepanjang 12 meter (sekitar 40 kaki)dan berat mencapai 7 ton . Dinosaurus ini memangsa dinosaurus herbivora besar seperti triceratops dan edmontosaurus. Selain itu tyrannosaurus juga diketahui memiliki salah satu gigitan terkuat dibanding hewan lain yang pernah ada.
10. Plesiosaurus
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Plesiosaurus (bahasa Yunani: plesios, berarti dekat dengan + sauros, berarti kadal) adalah jenis dinosaurus berleher panjang dari ordo plesiosauria yang hidup di air. Termasuk jenis karnivora, karena hidup di air membuatnya harus memakan ikan.
Plesiosaurus hidup pada masa awal periode Jurasik. Temuan tulang fosilnya yang hampir sempurna ditemukan di Inggris dan Jerman. Ia memiliki kepala yang kecil, leher panjang dan ramping, tubuh berbentuk kura-kura, ekor pendek, serta 2 pasang kaki berbentuk dayung yang panjang.
11. Velociraptor
KUMPULAN FOSIL HEWAN/BINATANG PURBAKALA
Velociraptor (arti ‘pencuri gesit’) adalah sejenis pemangsa seperti Tyrannosaurus, hanya berbadan lebih kecil dan biasa hidup berkelompok. Strategi menyerang mereka lebih pintar daripada dinosaurus lainnya. Mereka menggunakan penarik perhatian untuk mengalihkan perhatian mangsa mereka, yang sebenarnya mangsa mereka telah dikepung.
Velociraptor hidup di akhir Zaman Kretasius sekitar 75-71 juta tahun yang lalu. Ia termasuk dalam sub-ordo Dromaesauridia yang memiliki ukuran tubuh sedang, dengan panjang sekitar 6 kaki (1.8 meter) dan tinggi 3 kaki (1 meter) dan berat sekitar 15-30 pound (7-14 kilogram) . Seperti Dromaesauridia lainnya, tubuh Velociraptor kemungkinan memiliki bulu. Selain itu, mereka memiliki sebuah cakar besar berbentuk melengkung, yang kemungkinan digunakan untuk menusuk atau merobek tubuh korbannya.
Velociraptor juga termasuk pintar bila dibandingkan dengan dinosurus lainnya, dan hal ini membuat mereka mampu bersaing dengan predator besar lain yang hidup di tempat yang sama. Jika terdesak, Velociraptor biasanya memanggil bala bantuan dengan mengeluarkan suara yang khas; suara ini bisa terdengar hingga radius kurang lebih 1.000 km[rujukan?]. Fosilnya ditemukan di daerah Mongolia, Rusia, dan Cina.

Penyebaran Islam di Nusantara

Serba Sejarah - Agama dan kebudayaan Islam mengalami perkembangan yang cukup pesat di wilayah Indonesia. Perkembangan ini berawal dari masyarakat indonesia yang berada di daerah pesisir pantai dari daerah pesisir pantai inilah, agama dan kebudayaan Islam dikembangkan ke daerah pedalaman oleh para ulama. Perkembangan di daerah pedalaman ini ditujukan kepada kelangan istana yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan.
Apabila raja dan kaum bangsawan telah masuk islam, maka rakyat sangat patuh dan taat terhadap perintah-perintah rajanya.
Berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan di Indonesia, para ahli menafsirkan bahwa agama dan kebudayaan islam diperkirakan masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke 7 M, yaitu pada masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Penafsiran para ahli ini diperkuat dengan berita-berita pada masa itu telah terdapat pedagang-pedagang Arab yang melakukan aktifitas perdagangan di Kerajaan Sriwjaya, bahkan mereka telah memiliki perkampungan tempat tinggal sementara dipusat Kerajaan Sriwijaya.
Pendapat lain membuktikan bahwa agama dan kebudayaan Islam masuk ke wilayah Indonesia dibawa oleh para pedagang Islam dari Gujarat (India). Hal ini dilihat dari penemuan unsur-unsur Islam di Indonesia yang memiliki persamaan dengan India seperti batu nisan yang dibuat oleh orang-orang Kambay, Gujarat.
Berdasarkan bukti-bukti ini para ahli membuat sebuah kesimpulan bahwa agama dan kebudayaan Islam telah masuk ke Indonesia pada abad ke 7 M dibawa para pedagang dari Arab. Persia dan India (Gujarat) dan berkembang secara nyata sekitar abad ke 13 M.
Masuk dan berkembangnya pengaruh agama dan kebudayaan Islam ke Indonesia diperkuat oleh beberapa sumber berita sejarah, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri sumber-sumber berita itu diantaranya sebagai berikut :
Berita Arab. Berita ini diketahui melalui para padagang Arab yang telah melakukan aktifitas dalam bidang perdagangan dengan bangsa Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya (abad ke 7 M) sebagai kerajaan maritim yang menguasai jalur pelayanan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk Selat Malaka. Kegiatan para pedagang Arab di kerajaan Sriwijaya dibuktikan dengan adanya sebutan para pedagang Arab untuk Kerajaan Sriwijaya, yaitu Zabag, Zabay atau Sribusa.
Berita Eropa. Berita ini datangnya dari Marcopolo, ia adalah orang eropa yang pertama kali menginjakkan kakinya di wilayah Indonesia, ketika ia kembali dari Cina menuju Eropa melalui jalan laut. Ia mendapat tugas dari kaisar cina untuk mengantarkan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam perjalanannya itu ia singgah di Sumatra bagian Utara. Di daerah ini ia telah menemukan adanya Kerajaan Islam, yaitu Kerajaan samudera dengan ibu kotanya Pasai.
Berita India. Dalam berita ini disebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat mempunyai peranan yang sangat penting didalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia, terutama kepada masyarakat yang terletak di daerah pesisir pantai.
Berita Cina. Berita ini berhasil diketahui melalui catatan dari Ma Huan seorang penulis yang mengikuti perjalanan Laksamana Cheng Ho ia menyatakan melalui tulisannya bahwa sejak kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang bertempat tinggal dipantai utara Pulau Jawa.
Sumber-sumber dari dalam negeri, Sumber-sumber ini diperkuat dengan penemuan-penemuan antara lain:
1. Penemuan sebuah batu di Leran (dekat Gresik). Batu bersirat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab. Batu itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan yang bernama Fatimah binti Maimun (1028).
2. Makam Sultan Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun 676 M atau tahun 1297 M.
3. Makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang wafat tahun 1419. Jerat makam didatangkan dari Gujarat dan berisi tulisan Arab.
4. Makam-makam petilasan para wali penyebar agama Islam di Nusantara lainnya.
Saluran Penyebaran Islam:
Penyebaran Islam di Nusantara silakukan melalui perdagangan, perkawinan, pengusa, pendidikan, dan tasawuf
1. Perdagangan;
Sejak abad ke 7 M para pedagang Islam dari Arab, Persia dan India telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Di samping berdagangan, para pedagang Islam dapat menyampaikan dan mengajarkan agama dan budaya Islam kepada orang lain termasuk masyarakat Indonesia.
2. Perkawinan;
Para pedagang Islam yang melakukan kegiatan perdagangan dalam waktu yang cukup lama. Keadaan ini dapat mempererat hubungan mereka dengan penduduk pribumi atau dengan kaum bangsawan pribumi. Jalinan hubungan yang baik ini terkadang diteruskan dengan adanya perkawinan antara putri kaum pribumi dengan para pedagang islam.
3. Politik;
Pengaruh kekuasaan seorang raja sangat besar peranannya dalam proses Islamisasi. Ketika seorang raja memeluk agama Islam maka rakyat juga akan mengikuti jejak rajanya. Setelah tersosialisasinya agama islam, maka kepentingan politik dilakukan melalui perluasan wilayah kerajaan, yang diikuti pula dengan penyebaran agama Islam. Contohnya, Sultan Demak mengirimkan pasukannya untuk menduduki wilayah Jawa Barat dan memerintahkanuntuk menyebarkan agama Islam. Pasukan itu dipimpin oleh Fatahillah.
4. Pendidikan;
Para ulama, guru-guru, ataupun para Kyai juga memiliki peranan yang cukup penting dalam penyebarkan agama dan budaya Islam. Meraka menyebarkan agama Islam melalui bidang pendidikan, yaitu dengan mendirikan pondok-pondok pesantren.
5. Kesenian;
Saluran kesenian dapat dilakukan dengan mengadakan pertunjukkan seni gamelan seperti yang terjadi di Yogyakarta, Solo, Cirebon, dan lain-lain. Seni gamelan ini dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksankan dakwah-dakwah keagamaan. Disamping seni gamelan juga terdapat seni wayang. Melalui cerita-cerita wayang itu para ulama menyisipkan ajaran agama Islam .Contohnya:Sunan Kalijaga memanfatkan seni wayang untuk proses Islamisasi.
6. Tasawuf;
Para ahli tasawwuf hidup dalam kesederhanaan, mereka selalu berusaha untuk menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya. Para ahli tasawwuf ini biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, diantaranya ahli dalam menyembuhkan penyakit. Penyebaran agama-agama islam yang mereka lakukan disesuaikan dengan kondisi, dalam pikiran, dan budaya masyarakat pada masa itu, sehingga ajaran-ajaran Islam dapat mudah diterima oleh masyarakat. Contoh ahli tasawwuf antara lain Hamzah Fansuri di Aceh dan Sunan Panggung di Jawa.
Melalui berbagai saluran diatas, Islam dapat diterima dan berkembang pesat sejak sekitar abad ke 13 M. Alasanya adalah sebagai berikut.
1. Islam bersifat terbuka. Penyebaran islam dilakukan secara damai.
2. Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat.
3. Acara ritual dalam agama Islam dilakukan dengan sangat sederhana.
4. Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat dengan adanya kewajiban zakat bagi yang memiliki harta.

Fakta Menarik Perang Bubat

*Fakta menarik dari Perang Bubat 

Serba Sejarah - Perang Bubat berakhir sebagai sebuah catatan sejarah antara Jawa dan Sunda. Tidak perlu lagi mempermasalhkan akhir tragis dari kisah ini. Ada beberapa fakta menarik seputar perang Bubat, satu diantaranya adalah hampir semua tokoh yang terlibat dalam Perang Bubat berasal dari Pasunda. Berikut pembahasannya:

Ken Arok-Ken Dedes punya anak namanya MAHISA WONGATELENG, MAHISA WONGATELENG punya anak namanya MAHISA CEMPAKA, MAHISA CEMPAKA punya anak namanya DYAH SINGAMURTI.

RAKEYAN JAYADARMA adalah Raja Sunda yang ke-26 menikah dengan DYAH SINGAMURTI, trus dari pernikahan itu lahirlah RADEN WIJAYA. Mungkin disebut keturunan Padjadjaran karena RADEN WIJAYA lahirnya di PAKUAN (pada waktu itu PAKUAN adalah ibukota Kerajaan Sunda). Jadi sebenarnya RADEN WIJAYA juga adalah penerus yang sah tahta RAJA SUNDA yang ke-27. Hanya saja Raden Wijaya memilih tinggal dan jadi penguasa di tanah jawa, sementara tahta Raja Sunda yang ke-27 diteruskan RAKEYAN RAGASUCI, saudaranya RAKEAN JAYADARMA atau pamannya RADEN WIJAYA.

Btw peristiwa bubat ini sumbernya bukan cuma Kidung Sunda/Sundayana dan Pararaton lho, tapi ada juga ditulis dalam naskah Carita Parahiyangan dan Pustaka Nusantara, penelitinya kalo ga salah Prof Dr.C.C.Berg dari Belanda. Kidung Sunda itu sendiri sebenernya yang merencanakan pembuatannya juga kan HAYAM WURUK, niat baik HAYAM WURUK untuk menyelesaikan masalah bubat agar diambil hikmahnya.

Jadi dari silsilah itu tidak ada yang perlu diributkan antara Jawa dan Sunda karena bubat bukan cuma Jawa VS Sunda tapi juga Sunda VS Sunda, dua kubu di perang bubat dua-duanya masih sama2 satu keturunan masih sesama saudara, strategi perangnya Majapahit dan Sunda juga sama2 bersumber dari Kitab Pustaka Ratuning Bala Sarewu…….Bahkan jika memang otak peristiwa bubat itu adalah Gajah Mada toh Gajah Mada juga orang Sunda, ayahnya Cina-ibunya Banten, nama Cinanya Ma Fong Hoe, nama Sundanya Ramada, nama Jawanya dikenal Gajah Mada.

*dikutip dari: http://blog.galihsatria.com/

Asal-usul dan Silsilah Raden Wijaya

Serba Sejarah - Raden Wijaya merupakan nama yang lazim dipakai para sejarawan untuk menyebut pendiri Kerajaan Majapahit. Nama ini terdapat dalam Pararaton yang ditulis sekitar akhir abad ke-15. Kadang Pararaton juga menulisnya secara lengkap, yaitu Raden Harsawijaya. Padahal menurut bukti-bukti prasasti, pada masa kehidupan Wijaya (abad ke-13 atau 14) pemakaian gelar raden belum populer.
Nagarakretagama yang ditulis pada pertengahan abad ke-14 menyebut pendiri Majapahit bernama Dyah Wijaya. Gelar dyah merupakan gelar kebangsawanan yang populer saat itu dan menjadi cikal bakal gelar Raden. Istilah Raden sendiri diperkirakan berasal dari kata Ra Dyah atau Ra Dyan atau Ra Hadyan.
Nama asli pendiri Majapahit yang paling tepat adalah Nararya Sanggramawijaya, karena nama ini terdapat dalam prasasti Kudadu yang dikeluarkan oleh Wijaya sendiri pada tahun 1294. Gelar Nararya juga merupakan gelar kebangsawanan, meskipun gelar Dyah lebih sering digunakan.
Menurut Pararaton, Raden Wijaya adalah putra Mahisa Campaka, seorang pangeran dari Kerajaan Singhasari. Ia dibesarkan di lingkungan Kerajaan Singhasari.
Menurut Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara, Raden Wijaya adalah putra pasangan Rakyan Jayadarma dan Dyah Lembu Tal. Ayahnya adalah putra Prabu Guru Darmasiksa, raja Kerajaan Sunda Galuh, sedangkan ibunya adalah putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singhasari. Dengan demikian, Raden Wijaya merupakan perpaduan darah Sunda dan Jawa.
Setelah Rakyan Jayadarma tewas diracun musuhnya, Lembu Tal pulang ke Singhasari membawa serta Wijaya. Dengan demikian, Raden Wijaya seharusnya menjadi raja ke-27 Kerajaan Sunda Galuh. Sebaliknya, ia mendirikan Majapahit setelah tewasnya raja Kertanegara, raja Singhasari terakhir, yang merupakan sepupu ibunya.
Kisah di atas mirip dengan Babad Tanah Jawi yang menyebut pendiri Kerajaan Majapahit bernama Jaka Sesuruh putra Prabu Sri Pamekas raja Kerajaan Pajajaran, yang juga terletak di kawasan Sunda. Jaka Sesuruh melarikan diri ke timur karena dikalahkan saudara tirinya yang bernama Siyung Wanara. Ia kemudian membangun Kerajaan Majapahit dan berbalik menumpas Siyung Wanara.
Berita di atas berlawanan dengan Nagarakretagama yang menyebut Dyah Lembu Tal adalah seorang laki-laki, putra Narasinghamurti. Naskah ini memuji Lembu Tal sebagai seorang perwira yuda yang gagah berani dan merupakan ayah dari Dyah Wijaya.

Kidung Sunda: Antara Sastra dan Sumber Sejarah

Serba Sejarah - Serba Sejarah - Kidung Sunda merupakan salah satu karya sastra dalam bahasa Jawa pertengahan dalam bentuk Kidung atau Syair. Menyebut Kidung Sunda sebagai sumber sejarah merupakan keharusan terlepas dari posisi utamanya sebagai sebuah karya sastra. Salah satu informasi sejarah yang terdapat pada Kidung Sunda ialah terjadinya perang Bubat, pembunuhan terhadap rombongan kerajaan sunda hingga akhir tragis bunuh dirinya sang calon permaisuri. Terdapat 2 versi Kidung Sunda, versi lainnya yaitu Kidung Sundayana atau perjalanan orang Sunda. Namun Versi pertama dari Kidung Sunda memiliki nilai kesusastraan lebih tinggi. Berikut ini ringkasan dari Kidung Sunda yang terbagi dalam 3 pupuh: 

Pupuh I

Hayam Wuruk, raja Majapahit ingin mencari seorang permaisuri untuk dinikahi. Maka beliau mengirim utusan-utusan ke seluruh penjuru Nusantara untuk mencarikan seorang putri yang sesuai. Mereka membawa lukisan-lukisan kembali, namun tak ada yang menarik hatinya. Maka prabu Hayam Wuruk mendengar bahwa putri Sunda cantik dan beliau mengirim seorang juru lukis ke sana. Setelah ia kembali maka diserahkan lukisannya. Saat itu kebetulan dua orang paman prabu Hayam Wuruk, raja Kahuripan dan raja Daha berada di sana hendak menyatakan rasa keprihatinan mereka bahwa keponakan mereka belum menikah.
Maka Sri Baginda Hayam Wuruk tertarik dengan lukisan putri Sunda. Kemudian prabu Hayam Wuruk menyuruh Madhu, seorang mantri ke tanah Sunda untuk melamarnya.
Madhu tiba di tanah Sunda setelah berlayar selama enam hari kemudian menghadap raja Sunda. Sang raja senang, putrinya dipilih raja Majapahit yang ternama tersebut. Tetapi putri Sunda sendiri tidak banyak berkomentar.
Maka Madhu kembali ke Majapahit membawa surat balasan raja Sunda dan memberi tahu kedatangan mereka. Tak lama kemudian mereka bertolak disertai banyak sekali iringan. Ada dua ratus kapal kecil dan jumlah totalnya adalah 2.000 kapal, berikut kapal-kapal kecil.
Kapal jung. Ada kemungkinan rombongan orang Sunda menaiki kapal semacam ini.

Namun ketika mereka naik kapal, terlihatlah pratanda buruk. Kapal yang dinaiki Raja, Ratu dan Putri Sunda adalah sebuah “jung Tatar (Mongolia/Cina) seperti banyak dipakai semenjak perang Wijaya.” (bait 1. 43a.)
Sementara di Majapahit sendiri mereka sibuk mempersiapkan kedatangan para tamu. Maka sepuluh hari kemudian kepala desa Bubat datang melapor bahwa rombongan orang Sunda telah datang. Prabu Hayam Wuruk beserta kedua pamannya siap menyongsong mereka. Tetapi patih Gajah Mada tidak setuju. Ia berkata bahwa tidaklah seyogyanya seorang maharaja Majapahit menyongsong seorang raja berstatus raja vazal seperti Raja Sunda. Siapa tahu dia seorang musuh yang menyamar.
Maka prabu Hayam Wuruk tidak jadi pergi ke Bubat menuruti saran patih Gajah Mada. Para abdi dalem keraton dan para pejabat lainnya, terperanjat mendengar hal ini, namun mereka tidak berani melawan.
Sedangkan di Bubat sendiri, mereka sudah mendengar kabar burung tentang perkembangan terkini di Majapahit. Maka raja Sunda pun mengirimkan utusannya, patih Anepakěn untuk pergi ke Majapahit. Ia disertai tiga pejabat lainnya dan 300 serdadu. Mereka langsung datang ke rumah patih Gajah Mada. Di sana beliau menyatakan bahwa Raja Sunda akan bertolak pulang dan mengira prabu Hayam Wuruk ingkar janji. Mereka bertengkar hebat karena Gajah Mada menginginkan supaya orang-orang Sunda bersikap seperti layaknya vazal-vazal Nusantara Majapahit. Hampir saja terjadi pertempuran di kepatihan kalau tidak ditengahi oleh Smaranata, seorang pandita kerajaan. Maka berpulanglah utusan raja Sunda setelah diberi tahu bahwa keputusan terakhir raja Sunda akan disampaikan dalam tempo dua hari.
Sementara raja Sunda setelah mendengar kabar ini tidak bersedia berlaku seperti layaknya seorang vazal. Maka beliau berkata memberi tahukan keputusannya untuk gugur seperti seorang ksatria. Demi membela kehormatan, lebih baik gugur daripada hidup tetapi dihina orang Majapahit. Para bawahannya berseru mereka akan mengikutinya dan membelanya.
Kemudian raja Sunda menemui istri dan anaknya dan menyatakan niatnya dan menyuruh mereka pulang. Tetapi mereka menolak dan bersikeras ingin tetap menemani sang raja.

Pupuh II (Durma)

Maka semua sudah siap siaga. Utusan dikirim ke perkemahan orang Sunda dengan membawa surat yang berisikan syarat-syarat Majapahit. Orang Sunda pun menolaknya dengan marah dan perang tidak dapat dihindarkan.
Tentara Majapahit terdiri dari prajurit-prajurit biasa di depan, kemudian para pejabat keraton, Gajah Mada dan akhirnya prabu Hayam Wuruk dan kedua pamannya.
Pertempuran dahsyat berkecamuk, pasukan Majapahit banyak yang gugur. Tetapi akhirnya hampir semua orang Sunda dibantai habisan-habisan oleh orang Majapahit. Anepakěn dikalahkan oleh Gajah Mada sedangkan raja Sunda ditewaskan oleh besannya sendiri, raja Kahuripan dan Daha. Pitar adalah satu-satunya perwira Sunda yang masih hidup karena pura-pura mati di antara mayat-mayat serdadu Sunda. Kemudian ia lolos dan melaporkan keadaan kepada ratu dan putri Sunda. Mereka bersedih hati dan kemudian bunuh diri. Semua istri para perwira Sunda pergi ke medan perang dan melakukan bunuh diri massal di atas jenazah-jenazah suami mereka.

Pupuh III (Sinom)

Prabu Hayam Wuruk merasa cemas setelah menyaksikan peperangan ini. Ia kemudian menuju ke pesanggaran putri Sunda. Tetapi putri Sunda sudah tewas. Maka prabu Hayam Wurukpun meratapinya ingin dipersatukan dengan wanita idamannya ini.
Setelah itu, upacara untuk menyembahyangkan dan mendoakan para arwah dilaksanakan. Tidak selang lama, maka mangkatlah pula prabu Hayam Wuruk yang merana.
Setelah beliau diperabukan dan semua upacara keagamaan selesai, maka berundinglah kedua pamannya. Mereka menyalahkan Gajah Mada atas malapetaka ini. Maka mereka ingin menangkapnya dan membunuhnya. Kemudian bergegaslah mereka datang ke kepatihan. Saat itu patih Gajah Mada sadar bahwa waktunya telah tiba. Maka beliau mengenakan segala upakara (perlengkapan) upacara dan melakukan yoga samadi. Setelah itu beliau menghilang (moksa) tak terlihat menuju ketiadaan (niskala).
Maka raja Kahuripan dan raja Daha, yang mirip "Siwa dan Buddha" berpulang ke negara mereka karena Majapahit mengingatkan mereka akan peristiwa memilukan yang terjadi.

Sumber: wikipedia Indonesia

Sejarah Tibet

istana Potala
Serba Sejarah - Tibet (bahasa Tibet: བོད་, Bod, dilafazkan menurut dialek Lhasa; Hanzi : 西藏, pinyin: Xizang) adalah provinsi dari Republik Rakyat Cina, yang merupakan Daerah Otonomi Khusus RRC yang juga diberi nama oleh Cina Xizang, yang berada di pegunungan Himalaya yang sering dikatakan sebagai puncak dunia, berbatasan dengan Nepal, Bhutan dan India serta Xinjiang, Qinghai dan Sichuan di Cina. Mayoritas penduduknya adalah beragama Buddha, dengan Lhasa sebagai ibu kotanya. Bertahun tahun yang lalu, sebelum dibuka oleh Cina, Tibet merupakan daerah yang dikatakan menyimpan misteri bagi para petualang, mengingat pada saat itu tidak semua petualang bisa memasuki daerah itu dan merupakan wilayah tertutup, seperti halnya Mekkah dan Madinah di Arab Saudi yang hanya dimasuki oleh orang Islam.
Tibet dahulunya adalah sebuah kerajaan merdeka yang mengalami interaksi maupun benturan terutama secara politik dengan dinasti-dinasti yang ada di dataran Cina. Raja Tibet diberi gelar Dalai Lama di mana Dalai Lama yang sekarang, Tenzin Gyatso adalah Dalai Lama ke-14. Dalai Lama adalah pemimpin negara Tibet dan sekaligus pemimpin keagamaan.
Tibet menjadi provinsi Cina setelah serbuan tentara merah Cina pada tahun 1950 ke wilayah ini, pada musim gugur 1951 pasukan Cina berhasil menguasai ibu kota Lhasa dan mendongkel Dalai Lama dari kekuasaannya. Dalihnya, Dalai Lama menolak kesepakatan kerjasama bertajuk "Rencana Pembebasan Damai Tibet" yang teorinya nampaknya menguntungkan Tibet, namun praktiknya Cina melakukan penindasan dan pembantaian terhadap kepala suku dan sejumlah pendeta (Lama) yang dianggap membangkang, alasan lain Cina adalah "menghapus praktik penindasan bergaya feodalisme" di Tibet. Namun menurut beberapa analis internasional, Cina mengincar kandungan mineral yang terkandung di dalam bumi Tibet. Pada tanggal 17 Maret 1959, Dalai Lama berhasil meloloskan diri dari pengakapan tentara Cina ke India oleh usaha pelarian yang dipimpin oleh Gampo Tashi, dan mendirikan semacam pemerintahan pelarian di Dharamsala, India utara sampai sekarang.
Rakyat dan pemuka Tibet sempat melakukan perlawanan terhadap pendudukan Cina yang menimbulkan banyak korban jiwa khususnya dari pihak Tibet. Namun karena tidak seimbangnya kekuatan persenjataan dan tidak adanya sorotan internasional, perlawanan Tibet, khususnya pada dasawarsa 1970-an berhasil dipadamkan.
Masalah Tibet menjadi ganjalan dalam hubungan internasional Cina dengan dunia internasional khususnya pada dekade 1960-1970-an, terutama hubungannya dengan Amerika Serikat. Namun setelah kunjungan presiden AS, Richard Nixon ke Cina yang mengawali kontak diplomatik AS-Cina, masalah Tibet dianggap terlupakan atau selesai sampai sekarang. Terutama setelah pemimpin kedua Tibet, Panchen Lama, menyatakan bergabung dengan Beijing pada awal dekade 2000-an.

Sumber: Wikipedia Indonesia

Sekilas tentang Sejarah Mongolia

bentang darat Mongolia
Serba Sejarah - Mongolia (bahasa Mongol: Монгол Улс) adalah sebuah negara yang terkurung daratan di Asia Timur, berbatasan dengan Rusia di sebelah utara dan Republik Rakyat Cina di selatan. Mongolia merupakan pusat Kekaisaran Mongol pada abad ke-13, tetapi dikuasai oleh Dinasti Qing sejak akhir abad ke-17 hingga sebuah pemerintah merdeka dibentuk dengan bantuan Uni Soviet pada 1921.Tetapi kemerdekaan Mongolia tidak diakui China sampai tahun 1949.Setelah Komunis Menguasai Cina daratan baru akhirnya mengakui kemerdekaan Mongolia.Setelah keruntuhan Uni Soviet, Mongolia menganut aliran demokrasi. Dengan luas wilayah yang sebanding dengan Alaska, sebagian besar wilayah Mongolia memiliki tanah yang gersang: kebanyakan wilayah berupa padang rumput, dengan pegunungan di bagian barat dan utara dan Gurun Gobi di selatan. Mayoritas penduduknya beretnis Mongol yang menganut agama Buddha Tibet dengan kehidupan nomad.

  • Periode Bangsa Hunnu (Hsiung-nu)
Bangsa Hun menjadi terkenal di bawah kepemimpinan Modun Khaan dari Dinasti Tiongkok yang mengontrol jalur perdagangan di daerah Turkistan. Kemudian kehancuran menimpa peradaban Hunnu bersamaan dengan kehancuran dinasti Hundi Tiongkok.
  • Periode Bangsa Cian-bi (Hsien-pi)
Penduduk bangsa Hunnu bergabung ke wilayah bangsa Cian-bi (136-181 Masehi). Cian-bi menjadi bangsa yang kuat dan memperluas wilayah dan membagi tiga bagian hingga ke timur sampai ke Korea di bawah kepemimpinan Tanishikuai. Sampai era kepemimpinan Kabinen, bangsa Cian-bi mengalami banyak perebutan wilayah. Tahun 235, Kabinen tewas dan bangsa Cian-bi mengalami kehancuran.
  • Periode Bangsa Jujan (Rouran)
Dibangun oleh penduduk sisa bangsa Cian-bi, bangsa Jujan yang berpusat di pegunungan Khangai berkembang pada abad ke-5.
  • Periode Bangsa Tukish
Bangsa Tukish yang dibangun dari pecahan Kerajaan Jujan memperluas wilayahnya hingga ke semenanjung Korea dan Tiongkok. Penduduk dari bangsa Uighur ikut bergabung pada 745 Masehi. Bangsa Tukish menjadi bangsa yang kuat di Mongolia.
  • Periode Bangsa Uighur
Bangsa Uighur lahir dari bagian bangsa Tukish. Pada periode 745 Masehi, Uighur mengontrol jalur perdagangan dari China hingga ke kawasan timur Asia.
  • Periode Bangsa Kitan
Abad X-XII, Mongolia dikuasai Kitan yang berpusat di Sungai Liao, pegunungan Khyangan dan menguasai wilayah Mongolia pada tahun 924 Masehi. Pada 936 Masehi, bangsa Kitan menguasai wilayah Bahain dan 16 wilayah Tiongkok utara. Tahun 1120, bangsa Kitan hancur.
  • Periode Mongol
Abad XXI, Mongolia dikuasai oleh Kerajaan Mongol yang menduduki tiga sungai dan pegunungan Altai hingga sungai Selenge. Kerajaan ini dipimpin oleh Khabula Khaan (Kubilai khan). Cucunya yang bernama Yesugei mendirikan Kerajaan Mongol Khanlig. Yesudei wafat tahun 1170 dan Kerajaan Mongol terbagi menjadi beberapa bagian. Anaknya yang bernama Temujin menguasai tampuk kepemimpinan Mongol. Dalam masa kepemimpinannya, Kerajaan Mongol Khanlig menjadi bagian negara yang disegani.

Sumber: Wikipedia Indonesia


CHRISTOPHER COLUMBUS Bukanlah Penemu Benua Amerika

Ridolfo Ghirlandaio Columbus.jpgSerba Sejarah -  CHRISTOPHER COLUMBUS dikenal sebagai tokoh penemu benua Amerika. Seorang penjelajah dan pedagang asal Genoa, Italia, yang menyeberangi Samudera Atlantik dan sampai ke benua Amerika pada tanggal 12 Oktober 1492. Namun Colombus bukanlah orang pertama yang datang ke benua Amerika, diakui secara luas bahwa orang-orang Viking dari eropa utara telah terlebih dahulu tiba di benua Amerika pada abad ke-11. Lebih jauh tentang informasi penemuan benua Amerika bisa anda lihat disini.

Dalam sumber lain juga menyebutkan bahwa 70 tahun sebelum Christopher berlayar ke Amerika, telah lebih dulu laksamana muslim dari China bernama CHENG HO yang menginjakkan kakinya di Amerika : the new land. Disebutkan pula bahwa 5 abad sebelum Columbus mengaku ‘menemukan’ Amerika, terdapat fakta yang tak kalah pentingnya. Imigran muslim dari dinasti Umayyah di Andalusia telah lebih dulu menginjakkan kakinya di Amerika, tanahnya orang Indian. Tidak sampai disitu, imigran ini mendakwahkan Islam kepada suku-suku Indian di Amerika seperti Iroquois dan Alqonquin. salah satu imigran itu bernama Khasykhasy Ibn Said Ibnu Aswad. Informasi lengkap bisa anda baca di sini.

Informasi lain yang juga pernah saya baca menyebutkan bahwa sejak 889 M navigator khilafah Islam dari afrika dan Andalusia telah tersebar di Amerika, itu artinya 600 tahun sebelum Colombus tiba Muslim telah membangun peradaban, masjid-masjid di Amerika . Adalah Medeleine Cruen seorang peneliti Hizbut Tahrir Amerika (HTA), menerbitkan buletin yang bermarkas di Chicago yang kemudian menyebarkannya ke masjid di Amerika. Dalam sebuah konferensi Khilafah ia memaparkan teorinya. Sumber ini juga pernah saya tulis dalam blog ini, lebih lengkap bisa dibaca di sini.

Tulisan ini bukanlah untuk membandingkan sebuah teori namun sejarah haruslah memaparkan fakta, dari beberapa bukti di atas anda tentu dapat memberikan simpulan.

Foto-foto Presiden Soekarno sewaktu sholat di sebuah masjid di Amerika!

Serba Sejarah - Presiden Soekarno, seorang sosok yang besar yang begitu dihormati dan diidolakan oleh para tokoh dunia.

Dan dalam rangka kunjungan Presiden Sukarno ke Amerika Serikat tahun 1956, dan pada saat masuk waktunya shalat, Bung Karno dan rombongan menuju salah satu masjid di sana untuk menunaikan ibadah shalat berjamaah.

Foto-foto berikut terasa "berbicara" banyak tentang kepemimpinannya yang juga sekaligus mencerminkan kepribadiannya yang sederhana dan bersahaja.


Bung Karno, dengan tongkat komandonya berjalan kaki melintasi koridor masjid. Para pengawal correct menjaga Presidennya, lantas mengiringkannya masuk ke dalam masjid.


Usai shalat berjamaah, Bung Karno berdoa sejenak. Sejurus kemudian, ia bangkit berdiri lagi untuk kembali melaksanakan shalat sunah dua raka'at…. Anggota rombongan lain, ada yang mengikuti Bung Karno shalat sunah, ada yang tekun berdzikir, ada pula yang beringsut mundur, dan menunggu di luar masjid.


Usai shalat, tak pernah lupa Bung Karno khusuk berdoa. Tampak di sebelah kiri Bung Karno adalah Roeslan Abdulgani. diplomat muda, pahlawan pada pertempuran heroik 10 November 1945 di Surabaya. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri Luar Negeri, dan termasuk tokoh di balik Konferensi Asia Afrika Bandung yang bersejarah itu. Roeslan Abdulgani wafat 29 Juni 2005 dalam usia 91 tahun.


Seperti umumnya jemaah masjid, begitu pula Bung Karno. Saat berada di dalam masjid, beliau melepaskan segala atribut kebesarannya. Tidak ada lagi presiden, tidak ada menlu, tidak ada pejabat. Yang ada hanya imam dan makmum. Begitu pula usai shalat, Bung Karno dengan santai duduk di tangga masjid untuk mengenakan sepatunya, seperti halnya jemaah yang lain.

Usai shalat, ia kembali melanjutkan protokol kunjungan kenegaraannya. Antara lain menggelar pembicaraan bilateral dengan Presiden dwight Eisenhower yang dikisahkan "kurang harmonis".

Wajah kota Jakarta tempo doeloe


Serba Sejarah - Jakarta, kota yang telah mengalami perubahan hebat. Dari kota pelabuhan sederhana yang kini berubah peran menjadi kota metropolitan yang padat. Pernahkah anda berpikir untuk mengetahui seperti apakah wajah kota Jakarta tempo doeloe? Berikut beberapa potret bentuk jakarta di masa lalu : 


Senen


Jatinegara


Jl. MH. Thamrin


Pancoran

Berbagai sumber

Pembredelan Tempo Serta Perlawanannya Terhadap Pemerintah Orde Baru

Pembredelan 1994 ibarat hujan, jika bukan badai dalam ekologi politik Indonesia secara menyeluruh. Tidak baru, tidak aneh dan tidak istimewa jika dipahami dalam ekosistemnya. (Aliansi Jurnalis Independen, 1995 : 140)

Serba Sejarah - Sebelum dibredel pada 21 Juni 2004, Tempo menjadi majalah berita mingguan yang paling penting di Indonesia. Pemimpin Editornya adalah Gunawan Mohammad yang merupakan seorang panyair dan intelektual yang cukup terkemuka di Indonesia. Pada 1982 majalah Tempo pernah ditutup untuk sementara waktu, karena berani melaporkan situasi pemilu saat itu yang ricuh. Namun dua minggu kemudian, Tempo diizinkan kembali untuk terbit. Pemerintah Orde Baru memang selalu was-was terhadap Tempo, sehingga majalah ini selalu dalam pengawasan pemerintah. Majalah ini memang popular dengan independensinya yang tinggi dan juga keberaniannya dalam mengungkap fakta di lapangan. Selain itu kritikan- kritikan Tempo terhadap pemerintah di tuliskan dengan kata-kata yang pedas dan bombastis. Goenawan pernah menulis di majalah Tempo, bahwa kritik adalah bagian dari kerja jurnalisme. Motto Tempo yang terkenal adalah “ enak dibaca dan perlu”.

Meskipun berani melawan pemerintah, namun tidak berarti Tempo bebas dari tekanan. Apalagi dalam hal menerbitkan sebuah berita yang menyangkut politik serta keburukan pemerintah, Tempo telah mendapatkanberkali-kali maendapatkan peringatan. Hingga akhirnya Tempo harus rela dibungkam dengan aksi pembredelan itu.

Namun perjuangan Tempo tidak berhenti sampai disana. Pembredelan bukanlah akhir dari riwayat Tempo. Untuk tetap survive, ia harus menggunakan trik dan startegi.Salah satu trik dan strategi yang digunakan Tempo adalah yang pertama adalah mengganti kalimat aktif menjadi pasif dan yang kedua adalah stategi pinjam mulut. Semua strategi itu dilakukan Tempo untuk menjamin kelangsungannya sebagai media yang independen dan terbuka. Tekanan yang dating bertubi-tubi dari pemerintah tidak meluluhkan semangat Tempo untuk terus menyampaikan kebenaran kepada masyarakat.

Setelah pembredelan 21 Juni 1994, wartawan Tempo aktif melakukan gerilya, seperti dengan mendirikan Tempo Interaktif atau mendirikan ISAI (Institut Studi Arus Informasi) pada tahun 1995. Perjuangan ini membuktikan komitmen Tempo untuk menjunjung kebebasan pers yang terbelenggu ada pada zaman Orde Baru. Kemudian Tempo terbit kembali pada tanggal 6 Oktober 1998, setelah jatuhnya Orde Baru.
 
Fungsi Dewan Pers pada masa Orde Baru
Dewan pers adalah lembaga yang menaungi pers di Indonesia. Sesuai UU Pers Nomor 40 tahun1999, dewan pers adalah lembaga independen yang dibentuk sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan kemerdekaan pers dan meningkatkan kehidupan pers nasional. Ada tujuh fungsi dewan pers yang diamanatkan UU, diantaranya : (www.JurnalNasional.com)


1. Melindungi kemerdekaan pers dari campur tangan pihak lain, bisa pemerintah dan juga masyarakat.
2. Melakukan pengkajian untuk pengembangan kehidupan pers.
3. Menetapkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik jurnalistik.
4. Memberikan pertimbangan dan mengupayakan penyelesaian pengaduan masyarakat atas kasus
yang berhubungan dengan pemberitaan pers.
5. Mengembangkan komunikasi antara pers, masyarakat adn pemerintah.
6. Memfasilitasi organisasi pers dalam menyusun peraturan di bidang pers dan meningkatkan
kualitas profesi wartawan.
7. Mendata perusahaan pers.


Pada masa Orde baru, fungsi dewan pers ini tidaklah efektif. Dewan pers hanyalah formalitras semata. Dewan Pers bukannya melindungi sesama rekan jurnalisnya, malah menjadi anak buah dari pemerintah Orde Baru. Hal itu terlihat jelas ketika pembredelan 1994, banyak anggota dari dewan pers yang tidak menyetujui pembredelan. Termasuk juga Gunaman Muhammad yang selaku editor Tempo juga termasuk dalam dewan pers saat itu. Namun ironisnya, pada saat itu dewan pers diminta untuk mendukung pembredelan tersebut. Meskipun dewan pers menolak pembredelan, tetap saja pembredelan dilaksanakan. Menolak berarti melawan pemerintah. Berarti benar bahwa dewan pers hanya formalitas saja.

Istilah pers digunakan dalam konteks historis seperti pada konteks “press freedom or law” dan “power of the press”. Sehingga dalam fungsi dan kedudukannya seperti itu, tampaknya, pers dipandang sebagai kekuatan yang mampu mempengaruhi masyarakat secara massal. ( John C. Merrill, 1991, dalam Asep Saeful, 1999 : 26)). Seharusnya pers selain mempengaruhi masyarakat, pers juga bisa mempengaruhi pemerintah. Karena pengertian secara missal itu adalah seluruh lapisan masyarakat baik itu pemerintah maupun masyarakat. Namun di Era Orde Baru, dewan pers memang gagal meningkatkan kehidupan pers nasional, sehingga dunia pers hanya terbelenggu oleh kekuasaan oleh kekuasaan Orde Baru tanpa bisa memperjuangkan hak-haknya.

Perkembangan Pers Masa Orde Baru

Serba Sejarah - Pada awal kekuasaan orde baru, Indonesia dijanjikan akan keterbukaan serta kebebasan dalam berpendapat. Masyarakat saat itu bersuka-cita menyambut pemerintahan Soeharto yang diharapkan akan mengubah keterpurukan pemerintahan orde lama. Pemerintah pada saat itu harus melakukan pemulihan di segala aspek, antara lain aspek ekonomi, politik, social, budaya, dan psikologis rakyat. Indonesia mulai bangkit sedikit demi sedikit, bahkan perkembangan ekonomi pun semakin pesat. Namun sangat tragis, bagi dunia pers di Indonesia. Dunia pers yang seharusnya bersuka cita menyambut kebebasan pada masa orde baru, malah sebaliknya. Pers mendapat berbagai tekanan dari pemerintah. Tidak ada kebebasan dalam menerbitkan berita-berita miring seputar pemerintah. Bila ada maka media massa tersebut akan mendapatkan peringatan keras dari pemerintah yang tentunya akan mengancam penerbitannya.

Pada masa orde baru, segala penerbitan di media massa berada dalam pengawasan pemerintah yaitu melalui departemen penerangan. Bila ingin tetap hidup, maka media massa tersebut harus memberitakan hal-hal yang baik tentang pemerintahan orde baru. Pers seakan-akan dijadikan alat pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya, sehingga pers tidak menjalankan fungsi yang sesungguhnya yaitu sebagai pendukung dan pembela masyarakat.

“Pada masa orde baru pers Indonesia disebut sebagai pers pancasila. Cirinya adalah bebas dan
bertanggungjawab”. (Tebba, 2005 : 22). Namun pada kenyataannya tidak ada kebebasan sama
sekali, bahkan yang ada malah pembredelan.

Tanggal 21 Juni 1994, beberapa media massa seperti Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan oleh pejabat-pejabat Negara. Pembredelan itu diumumkan langsung oleh Harmoko selaku menteri penerangan pada saat itu. Meskipun pada saat itu pers benar-benar diawasi secara ketat oleh pemerintah, namun ternyata banyak media massa yang menentang politik serta kebijakan-kebijakan pemerintah. Dan perlawanan itu ternyata belum berakhir. Tempo misalnya, berusaha bangkit setelah pembredelan bersama para pendukungnya yang
antu rezim Soeharto.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dan Praktik Pembelajaran Kompetensi Berbasis Kurikulum Model Portofolio

Abstraksi :

Penelitian ini dilakukan pada 15 orang guru di SDN Rungkut Menanggal I Surabaya. Dengan metode deskriptif persentase, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: (1) Kegiatan perlakuan diberikan pelatihan tentang materi a) Kurikulum Berbasis Kompetensi (tinjauan umum); b) Pengembangan Model Pembelajaran Portofolio Materi Sumber Daya Alam Indonesia di Sekolah Dasar Kelas V; dan c) Pengembangan model pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi; (2) Kegiatan praktik dilaksanakan dengan pembuatan silabi dan rencana pembelajaran, dan hasilnya berupa produk silabi dan rencana pembelajaran untuk masing-masing mata pelajaran pada kelas yang diajar.

The subject of this descriptive research was 15 Primary School teachers. Using percentage method, the results obtained are 1) the treatment given comprised a) general review of Competence-Based Curriculum; b) developing the materials of Portofolio Learning Model for “Indonesian Natural Resources” for the 5th grade students and c) developing a Competence-Based Teaching model and 2) the practice consisted of writing the syllabus and lesson plan for each subject.
 

Jurnal Teknologi Pendidikan Unesa

Download :
http://www.unesa.ac.id/bank/jurnal/Pengembangan_Perangkat_Pembelajaran_Dan_Praktik_Pembelajaran_Kompetensi_Berbasis_Kurikulum_Model_Portofolio.pdf (39.68 KB)

Supervisi Pendidikan Sekolah Dasar

Abstraksi :

Supervisi pendidikan adalah segala usaha pejabat sekolah dalam memimpin guru-guru dan tenaga kependidikan lainnya, untuk memperbaiki pengajaran termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan dan perkembangan jabatan guru-guru, menyeleksi dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan pengajaran, dan metode-metode mengajar serta evaluasi pengajaran. Beberapa instrument yang terkait dengan supervise pendidikan sekolah dasar yaitu: (1) instrumen monitoring penerimaan dan orientasi siswa baru, (2) instrumen pengendali jadwal pelajaran, (3) instrumen pemantauan pelaksanaan ulangan umum bersama, (4) instrumen pemantauan pelaksanaan EBTA/EBTANAS, (5) instrumen supervisi administrasi sekolah, (6) instrumen supervisi administrasi kelas, dan (7) instrumen observasi kelas.

Educational supervision is all efforts done by school functionaries to guide teachers and other education workers to improve instruction including stimulating, selecting the growth, and development of the teacher’s position, selecting and revising educational objectives, teaching materials, teaching methods and instructional evaluation. Instruments related to educational supervision for Elementary Schools comprise those of: 1) monitoring recruitment and new student’s orientation; (2) controlling lesson schedule; (3) monitoring the implementation of general examination; (4) monitoring the implementation of EBTA / EBTANAS; (5) supervising school administration; (6) class administration and; (7) class observation.
 

Jurnal Teknologi Pendidikan Unesa

Download :
http://www.unesa.ac.id/bank/jurnal/Supervisi_Pendidikan_Sekolah_Dasar.pdf (48.13 KB)

Strategi Pembinaan Kesehatan Reproduksi Anak Usia Pendidikan Dasar

Abstraksi :

Peningkatan angka harapan hidup dengan diiringi meningkatnya taraf kesehatan masyarakat sangat diperlukan untuk kelangsungan kehidupan masyarakat khususnya di negara-negara yang sedang berkembang. WHO telah menjembatani kesenjangan masalah kesehatan dimasa mendatang dengan mengusahakan dan menyelamatkan umat manusia dari penyakit, yang hal ini sudah dimulai sejak anak dalam kandungan, bayi dengan berbagai imunisasi yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan anak. Berbagai pengembangan program-program pembinaan melalui KIE (Komunikasi Informasi dan Edukasi) baik untuk bayi, anak, remaja dan orang dewasa perlu dilakukan agar generasi penerus bangsa ini memiliki kesehatan yang prima, cerdas dan kreatif untuk membangun bangsa.

The increase of life expectancy rate and people’s health level are greatly necessary for the continuation of people’s life, especially in developing countries. WHO has made great efforts to save people from various diseases starting from prenatal period by means of providing the immunizations needed. Therefore, it is necessary that health programs for babies, children, teenagers and adults be implemented through communication of information and education (CIE) so as to provide the Nation with healthy, intelligent and creative future generation.




Download :
http://www.unesa.ac.id/bank/jurnal/Strategi_Pembinaan_Kesehatan_Reproduksi_Anak_Usia_Pendidikan_Dasar.pdf (36.77 KB)

Strategi Penyampaian Bahan Ajar Melalui Pemanfaatan Metode dan Media Dalam Proses Pembelajaran


Abstraksi :

Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran pada hakikatnya dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan. Keempat istilah tersebut merupakan satu kesatuan dalam pembelajaran. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang akan dan/atau sedang digunakan dapat diketahui dari langkah-langkah pembelajaran yang telah tersusun dan/atau sedang terjadi. Pendekatan pembelajaran adalah cara umum dalam memandang pembelajaran. Sedangkan strategi pembelajaran adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber belajar yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode mengajar adalah berbagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dan teknik pembelajaran adalah ragam khas penerapan suatu metode sesuai dengan latar penerapan tertentu. Teknik pembelajaran mengambarkan langkah-langkah penggunaan metode mengajar yang sifatnya lebih operasional. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan teknik pembelajaran di antaranya adalah kemampuan dan kebiasaan guru, ketersedian sarana dan waktu, serta kesiapan siswa. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran ialah tujuan pembelajaran, jenis dan tingkat kesulitan materi pelajaran, sarana, waktu yang tersedia, siswa, dan guru.

Jurnal Teknologi Pendidikan Unesa
 
Download :
http://www.unesa.ac.id/bank/jurnal/tp-101-1-Strategi_Penyampaian_Bahan_Ajar Melalui_Pemanfaatan_Metode_dan_Media_Dalam.pdf (107.04 KB)

Pengembangan Media Pembelajaran Pada Mata Pelajaran Bahasa Daerah Pokok Bahasan Aksara Jawa Kelas VII di SMP Negeri 2 Sidoarjo

Abstraksi :
Media Komputer Pembelajaran adalah media yang menggunakan teknologi berbasis komputer merupakan cara menyampaikan materi dengan sumber-sumber yang berbasis microprosesor. Penggunaan media ini dalam proses pembelajaran dapat memotivasi siswa dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan. Pada mata pelajaran Bahasa Daerah dengan pokok bahasan Aksara Jawa, Siswa dituntut untuk mampu menguasai materi yakni dengan kompetensi dasar berupa membaca serta menulis akasara Jawa dengan baik dan benar. Dengan banyaknya konsep yang harus diserap serta proses pembelajaran yang digunakan masih bersifat klasikal sehingga menyebabkan siswa bosan dengan pembelajaran dikelas serta guru harus seringkali mengulangi materi pembelajaran. Model pengembangan yang digunakan adalah model pengembangan dari Arif S. Sadiman. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dengan data berupa kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan angket dengan mengambil subjek penelitian ini adalah dua orang ahli materi, dua orang ahli media, dan subjek uji coba tiga puluh tujuh siswa sebagai pengguna. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hasil analisis data yang diperoleh dari tahapan uji coba pada media komputer pembelajaran (CAI) yang dikembangkan, menunjukkan bahwa secara umum media CAI tersebut dinilai Sangat baik dengan rincian rerata sebesar 88,2 % pada uji coba Ahli Materi, 87,6% Uji coba Ahli Media, 86% uji coba perorangan, 88,3% dan 87,5% Uji coba kelompok besar.
Jurnal Teknologi pendidikan Unesa
Download :
http://www.unesa.ac.id/bank/jurnal/tp-101-10-Pengembangan_Media_Pembelajaran_Pada_Mata_Pelajaran_Bahasa_Daerah_Pokok.pdf (62.95 KB)

Pilihan prodi Bidikmisi pada SNMPTN Ujian Tulis

Pilihan prodi pada SNMPTN Ujian Tulis mengikuti ketentuan sebagai berikut

1. ketentuan SNMPTN Ujian Tulis yang bisa dibaca di http://snmptn.ac.id, hal ini sudah sesuai dengan pedoman bidikmisi 2011
2. PT yang didaftar memberikan kesempatan bidikmisi melalui SNMPTN Ujian Tulis, daftar PT bisa dilihat di http://bidikmisi.dikti.go.id/bantuan/knowledgebase.php?article=40
3. Prodi yang dipilih mempunyai kuota bidikmisi.
4. Sesuai dengan ketentuan PT yang sudah didaftar terlebih dahulu, contoh : ketentuan unair yang ditulis di http://km.unair.ac.id

Apakah NPSN itu ?

NPSN adalah standar kode pengenal untuk sekolah yang unik dan berlaku nasional dalam rangka pengelolaan sekolah secara nasional secara akurat dan akuntabel.

NPSN bisa didapatkan dari dinas pendidikan setempat / langsung ke operator dapodik nasional di http://npsn.dapodik.org

sumber : dapodik.org

Strukturisme Historis

Berkembangnya studi-studi sosial di Eropa abad ke-17 ditandai dengan munculnya berbagai analisis terhadap fenomena kemanusiaan seperti sosial, ekonomi dan politik. Keadaan ini menyadarkan para ilmuan bahwa kontribusi analisis-analisis sosial itu telah menawarkan peluang dan jalan baru bagi sejarah untuk memasuki kordinat disiplin ilmu yang nyaris setara dengan ilmu-ilmu lainnya. Pertemuan antara ilmu sosial dan sejarah terletak pada realitas sosial yang menjadi obyek pengamatannya dan, dalam beberapa bahagian, studi-studi terhadap struktur sosial dan ekonomi ternyata lebih memperlihatkan kecendrungan historis meski menggunakan analisis-analisis struktural. Munculnya tokoh-tokoh sejarawan struktural dari kalangan sosiolog seperti Aguste Comte, Karl Marx, Engels, Spencer, Braudel dan lain-lain, telah mencerminkan perkembangan baru dalam lapangan ilmu kemanusiaan ini. Beberapa temuan teoritis telah banyak dihasilkan, akan tetapi tidak sedikit juga mengundang berbagai perdebatan ilmiah dengan munculnya sintesis-sintesis baru dalam sejarah sosial terutama menyangkut dengan model analisis yang digunakan.

Hal yang kemudian menjadi perdebatan dikalangan sejarawan sosial berkaitan dengan persoalan perubahan sosial ialah perbedaan ide tentang fungsi atau struktur pada satu sisi dan ide tentang peranan manusia selaku aktor pada sisi lainnya dan antara tinjauan kebudayaan sebagai supra struktur belaka dan kebudayaan sebagai suatu kekuatan yang aktif dalam sejarah, demikian juga perbedaan pandangan yang menyangkut analisis-analisis yang diperlukan untuk menjelaskan perubahan sosial itu secara teoritis dan metodologis.

Munculnya pendekatan strukturis pada tahun 1980an adalah merupakan fenomena baru dalam lapangan metodologi sejarah dan memberi jawaban terhadap berbagai kendala teoritis dan metodologis yang masih ditemukan dalam pendekatan struktural yang selama ini banyak dianut. Christopher Lloyd, seorang sejarawan ekonomi Inggeris, telah memformulasikan beberapa temuan penelitian yang dilakukan oleh sejumlah ilmuwan seperti Cliffort Geertz, Emmanuel Le Roy Ladurie, Charles Tilly dan lain-lain serta mengemasnya menjadi suatu pendekatan baru yang ia namakan dengan pendekatan "Strukturis" yang secara ontologis didasarkan pada aliran filsafat Realisme.

Tulisan ini akan mengemukakan tentang perbedaan-perbedaan pandangan yang berkembang dikalangan sejarawan sosial terutama menyangkut perbedaan pendekatan strukturalisme dan strukturisme dalam mengamati realitas sosial, struktur sosial, perubahan struktur sosial serta masalah eksplanasi terhadap perubahan sosial itu sendiri.

Konsep tentang Masyarakat , Struktur dan Peristiwa.
Sejauh ini masalah yang menjadi tema diskusi-diskusi di kalangan sejarawan sosial adalah persoalan konsepsi tentang masyarakat, struktur-struktur dan peristiwa yang terdapat di dalamnya. Berbagai konsep telah dikemukakan seputar masalah ini. Konsep awal tentang ini telah ditunjukkan oleh kalangan strukturalis yang mengkonsepsikan masyarakat sebagai suatu kesatuan sendiri dan tidak hanya sekedar kolektifitas individu. Masyarakat memiliki struktur-struktur yang terdiri dari kesatuan-kesatuan dan properti-properti social yang hubungan antar struktur itu bersifat ketat (tighly structured) dan penjelasannya harus berkaitan dengan hubungan fungsional yang diduga dengan sistem sosial yang holistik.

Analisis yang dilakukan oleh kalangan strukturalis diarahkan pada struktur social yang lebih menekankan pada aspek keumuman serta menempatkan kejadian/peristiwa pada bahagian terpisah dari studi sejarah struktural. Obyek sejarah struktural lebih ditekankan pada analisis terhadap struktur sosial yang dinamis dengan menggunakan generalisasi sebagai kesimpulan teoritis. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, bila suatu realitas sosial diungkapkan berdasarkan peristiwa-peristiwa yang unik, maka sukar untuk dirumuskan dalam bentuk generalisasi.

Sementara itu kalangan strukturis mengkonsepsikan masyarakat sebagai satu kesatuan yang memiliki struktur yang digabungkan secara longgar (losely structured). Ia merupakan kumpulan relasi-relasi, peraturan-peraturan dan peran-peran yang selalu berubah dan mengikat kolektifitas individu melalui organisasi, ciri-ciri dan kekuatan sendiri yang muncul dari aksi-aksi, keperibadian dan alasan-alasan kolektiv dari individu untuk menjaga kelangsungan struktur (reproduksi) atau untuk melakukan perubahan-perubahan (transformasi). Masyarakat, menurut pandangan strukturisme, merupakan teori umum yang mutlak historik, karena struktur kelembagaan sosial adalah merupakan hasil dari individu secara kolektif. Ini menunjukkan proses dialektis di mana struktur, sistem peraturan, peranan, relasi-relasi dan arti yang dilembagakan dapat diproduksi dan ditransformasi melalui fikiran manusia dalam suatu waktu. Struktur, menurut pandangan strukturis adalah sebagai sistem peraturan sosial, peranan, relasi-relasi dan simbol-simbol di mana peristiwa, tindakan dan fikiran berlangsung (Lloyd, 1993) Karena itu kalangan Strukturis menempatkan struktur dan peristiwa pada bahagian yang sama dalam analisis sejarahnya.

Analisis terhadap Perubahan Struktur Sosial
Seperti telah dikemukakan bahwa pendekatan struktural mengkonsepsikan masyarakat sebagai mempunyai struktur yang ketat. Perubahan sosial (tepatnya perubahan struktur sosial), menurut mereka, tidak akan terjadi oleh unsur-unsur internal struktur itu sendiri, akan tetapi disebabkan oleh masuknya unsur-unsur asing yang menimbulkan ketidakseimbangan (disequilibrium) pada struktur yang mendahuluinya, sehingga struktur-struktur itu menjadi tidak berperan menurut semestinya. Karena itu muncul peran-peran (struktur) baru untuk memulihkan ketidakseimbangan itu. Pendekatan Fungsional-Struktural yang mengacu pada pandangan Talcott Parsons ini menekankan bahwa sumber-sumber (unsur-unsur) baru sangat memungkinkan terciptanya tingkatan baru diferensiasi struktural. Unsur baru itu merupakan sumber penting bagi perubahan dan perkembangan orientasi nilai baru yang dapat menciptakan sistem kontrol utama di mana perubahan dapat melembaga. Karenanya analisis terhadap perubahan sosial, bagi sejarawan struktural, lebih ditekankan pada aspek ketidakseimbangan struktural dan ketegangan antara unsur-unsur normatif dan struktural dari setiap sistem sosial.

Kalangan strukturisme memandang perubahan struktur sosial disebabkan oleh unsur-unsur internal masyarakat itu sendiri, yaitu interaksi antara individu dengan struktur sosial. Struktur menurut aliran ini memiliki potensi "menentukan" (constraining) sedangkan individu atau kelompok dari suatu struktur sosial (dalam hal ini disebut dengan : agency) memiliki potensi "mengubah" (enabling). Interaksi struktur yang constraining dengan agency yang enabling inilah yang mendasari analisis strukturis untuk menemukan causal factor dari suatu perubahan sosial.

Gagasan peragenan (agency) merupakan tema pokok dari pembahasan strukturis. Konsep agency menurut metodologi strukturis berbeda dengan konsep individualis tentang orang dan tindakan, demikianpun dengan konsep struktural-fungsional yang menekankan pada determinisme struktural semata dan mengabaikan peran individu. Agency dalam konsep strukturis adalah merupakan individu atau kelompok yang dianggap memiliki kekuatan otonom dari suatu struktur sosial (Leirissa,1999,51) untuk melakukan perubahan dan reproduksi sosial. Kemampuan mengubah dari agency tidaklah dengan sendirinya, namun mengacu pada struktur serta lingkungan budaya (mentalite). Yang disebutkan terakhir ini diakui pula sebagai ikut menentukan perubahan itu. Oleh karenanya analisis strukturis menekankan pada interaksi aktif antara agen, struktur dan mentalitas (kebudayaan). Dengan demikian, pendekatan strukturisme dalam sejarah mensyaratkan bahwa deskripsi sejarah sosial tidak hanya menuntut penjelasan analitis semata seperti yang dituntut oleh pendekatan strukturalisme yang holistik, akan tetapi juga deskripsi-naratif dan interpretatif atau dengan kata lain sejarah sosial disamping mengharuskan analisis struktural di tingkat makro untuk memahami perubahan sosial, juga tanpa mengabaikan tataran mikro yaitu aspek keunikan peristiwa (event) yang terjadi pada struktur sosial itu sendiri.

Akses Epistemologis Strukturisme
Bahagian yang esensial dari suatu analisis ilmiah terletak pada kebenaran (baca : obyektifitas) pengetahuan yang dihasilkan melalui eksplanasi-eksplanasi yang teruji secara teoritis. Hal itu sangat ditentukan oleh akses epistemologi, seperti yang telah ditunjukkan oleh ilmu-ilmu alam. Masalah eksplanasi dalam ilmu-ilmu kemanusiaan seperti ilmu sosial dan sejarah selalu menjadi perbincangan yang serius dikalangan teoritisi, oleh karena kebenaran faktual yang dihasilkannya berbeda dengan ilmu alam.

Pada dasarnya perbedaan ini secara ontologis bersumber dari perbedaan realitas yang diamati, sehingga menuntut prosedur penalaran yang berbeda pula. Ilmu-ilmu alam dengan obyek benda alam yang nomotetis dan ilmu kemanusiaan dengan obyek manusia yang ideografis dibedakan berdasarkan kaidah penalaran masing-masing dengan tetap mempertahankan prinsip-prinsip epistimologinya dalam memperoleh kebenaran ilmiah.

Perpaduan antara ilmu sosial dan ilmu sejarah telah menghasilkan sejarah sosial dengan metodologi eksplanasi yang mengagumkan. Baik aliran struktural yang holistik maupun aliran struktural-fungsional, telah mencoba menunjukkan keandalan metodologinya dalam menghasilkan eksplanasi-eksplanasi struktural. Analisis perubahan struktur sosial menurut kalangan holisme - seperti juga analisis terhadap perubahan dalam struktur ilmu alam - dapat ditunjukkan melalui hukum-hukum umum dengan prinsip-prinsip universalisme. Sementara itu, aliran struktural fungsional menganggap bahwa analisis tentang fungsi sebagai konsep kunci dalam teori sosial dan menekankan pada faktor keseimbangan sebagai asumsi dasar yang melandasi analisisnya terhadap perubahan struktur sosial. Kedua aliran di atas, seperti halnya juga aliran strukturis, pada dasarnya bertolak dari pemahaman terhadap struktur sosial yang memiliki kenyataan yang sebenarnya tidak dapat diamati (unobservable). Oleh karena itu, dalam memberikan penjelasan (eksplanasi) biasanya hanya terbatas pada kausalitas teoritis semata dan tidak mampu menunjukkan pembuktian yang eksperimental. Pada bahagian inilah justru terlihat perbedaan mendasar antara analisis ilmu alam dengan analisis ilmu sosial dan sejarah yang sekaligus menjadi kendala teoritis yang sering menimbulkan kecurigaan akan kebenaran ilmiah dari ilmu-ilmu sosial dan sejarah.

Munculnya pendekatan strukturis (metodologi strukturisme) ini telah menawarkan metodologi alternatif bagi kendala dimaksud, dengan menerapkan struktur penalaran (structure of reasoning) yang digunakan oleh ilmu alam terhadap ilmu sosial dan sejarah. Menurut pendekatan ini, penalaran ilmu sosial harus memiliki struktur yang mirip dengan ilmu alam (cf. Lloyd, 1993) sehingga eksplanasi kausalitasnya juga dapat menghasilkan kebenaran yang berkorespondensi dengan kenyataan yang diamati, meskipun untuk itu diperlukan modifikasi terhadap beberapa aspek metodologi, karena adanya perbedaan mendasar secara ontologis antara kedua ilmu dimaksud. Akses epistemologi yang membedakan antara ilmu alam dengan ilmu sosial dan ilmu sejarah adalah terletak pada penjelasan sebab akibat pada struktur-struktur umum dari struktur sosial yang berkesinambungan dan struktur budaya serta prilaku-prilaku individu dalam variasi ruang dan waktu yang harus mendapat pertimbangan dalam analisis ilmu sosial dan sejarah. Analisis pada faktor-faktor yang disebutkan terakhir itulah yang justru telah diabaikan oleh pendekatan sejarah struktural.

Disamping itu, pendekatan (metodologi) strukturisme yang didasarkan pada filsafat realis ini mencoba untuk menempatkan agency,--dalam kapasitasnya sebagai akumulasi interaksi individu, struktur dan mentalitas--sebagai causal factor dari perubahan sosial. Oleh karena sejarah meneliti masyarakat masa lampau, maka causal factor itu tidak dapat dijelaskan dengan eksperimen seperti yang berlaku dalam ilmu alam, akan tetapi melalui intensi yang terekspresikan dari sumber-sumber sejarah yang sesungguhnya dapat diamati (observable). Untuk menemukan agency dari suatu perubahan sosial menurut pendekatan strukturis, mengharuskan tidak hanya analisis struktural akan tetapi juga mengandalkan hermeneutika dalam memahami berbagai intensi dari pelaku sejarah. Dengan demikian, munculnya strukturisme historis, telah menjembatani perbedaan-perbedaan pendapat tentang bagaimana analisis terhadap perubahan sosial yang selama ini telah berlangsung, namun pendekatan ini belum banyak mendapat perhatian dari kalangan sejarawan, karena masih dominannya pengaruh strukturalisme.

Sumber: http://www.irhash.webs.com