Translate

TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRAAKSARA

Serba Sejarah -Pasti kita sebagai warga indonesia ingin mengetahui bagaimana sejarah masyarakan indonesia pada masa belum mengenal huruf (masa praaksara) sampai masyarakat indonesia mengenal huruf (masa aksara) dan apa saja tradisi-tradisi masyarakat indonesia yang ada pada masa praaksara dan pada masa aksara tersebut. Mari kita simak ulasan berikut ini.
pada artikel bagian 1 akan kita bahas tradisi masyarakat indonesia pada masa praaksara saja dan untuk tradisi masyarakat di masa aksara akan di bahas di artikel berikutnya.


dibawah ini adalah gambar topologi hal-hal yang akan kita bahas dalam bab Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara dan Masa Aksara

A. Tradisi Sejarah Masyarakat Indonesia Masa Praaksara

1. Periodisasi masyarakat Indonesia masa praaksara
Masyarakat Indonesia sebelum mengenal aksara sudah memiliki tradisi sejarah. Maksud tradisi sejarah adalah bagaimana suatu masyarakat memiliki kesadaran terhadap masa lalunya. Kesadaran tersebut kemudian dia rekam dan diwariskan kepada generasi berikutnya. Perekaman dan pewarisan tersebut kemudian menjadi suatu tradisi yang hidup tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan merekam dan mewariskan masa lalunya? Bagaimanakah masyarakat yang belum mengenal tulisan memaknai masa lalunya? Masyarakat dalam memahami masa lalunya akan ditentukan oleh alam pikiran masyarakat pada masa itu atau “jiwa zaman”.
Dari kehidupan masyarakat zaman praaksara, kita mendapatkan warisan berupa alat- alat dari batu, tulang, kayu, dan logam serta lukisan pada dinding-dinding gua. Masa lampau yang hanya meninggalkan jejak-jejak sejarah tersebut menjadi komponen penting dalam usaha menuliskan sejarah kehidupan manusia. Jejak-jejak tersebut mengandung informasi yang dapat dijadikan bahan penulisan sejarah dan akan disampaikan dari generasi ke generasi berikutnya sampai turun temurun. Jejak sejarah yang historis merupakan jejak sejarah yang menurut para ahli memiliki informasi tentang kejadian- kejadian historis, sehingga dapat dipergunakan untuk penulisan sejarah. Jejak historis ada dua, yaitu jejak historis berwujud benda dan jejak historis yang berwujud tulisan. Jejak historis berwujud benda merupakan hasil budaya/tradisi di masa kuno, misalnya, tradisi zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum, dan Perundagian.
a. Tradisi manusia hidup berpindah (zaman Paleolitikum)
Manusia di zaman hidup berpindah termasuk jenis Pithecanthropus. Mereka hidup dari mengumpulkan makanan (food gathering), hidup di gua-gua, masih tampak liar, belum mampu menguasai alam, dan tidak menetap. Kebudayaan mereka sering disebut kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong. Disebut kebudayaan Pacitan sebab alat-alat budayanya banyak ditemukan di Pacitan (di Pegu- nungan Sewu Pantai Selatan Jawa) berupa chopper(kapak penetak) disebut juga kapak genggam. Karena masih terbuat dari batu maka disebut stone culture (budaya batu). Alat Kebudayaan Ngandong ditemukan di desa Ngandong (daerah Ngawi Jawa Timur). Alatnya ada yang terbuat dari tulang maka disebut bone culture. Di Ngandong ditemukan juga kapak genggam, benda dari batu berupa flakes dan batu indah berwarna yang disebut chalcedon.
b. Peningkatan hidup manusia memasuki hidup setengah menetap/semisedenter (zaman Mesolitikum)
Mereka sudah memiliki kemajuan hidup seperti adanya kjokkenmoddinger (sampah kerang)danabris sous roche (gua tempat tinggal). Alat-alatnya adalah kapak genggam (pebble) disebut juga kapak Sumatra, kapak pendek (hache courte), dan pipisan.
c. Tradisi manusia zaman hidup menetap (zaman Neolitikum)
Pada zaman ini, manusia sudah mulai food producing, yakni mengusahakan bercocok tanam sederhana dengan mengusahakan ladang. Jenis tanamannya adalah ubi, talas, padi, dan jelai. Mereka menggunakan peralatan yang lebih bagus seperti beliung persegi atau kapak persegi dan kapak lonjong yang dipergunakan untuk mengerjakan tanah. Kapak persegi ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan Barat, sedangkan di Semenanjung Melayu kapak ini disebut kapak bahu. Kapak lonjong berbentuk bulat telur, banyak ditemukan di Sulawesi, Papua, atau kepulauan Indonesia Timur. Alat serpih untuk mata panah dan mata tombak ditemukan di Gua Lawa Sampung (Jawa Timur) dan Cabbenge (Sulawesi Selatan). Di Malolo (Sumba Timur) ditemukan kendi air. Pada masa ini, terjadi perpindahan penduduk dari daratan Asia (Tonkin di Indocina) ke Nusantara yang kemudian disebut bangsa Proto Melayu pada tahun 1500 SM melalui jalan barat dan jalan utara. Alat yang dipergunakan adalah kapak persegi, beliung persegi, pebble (kapak Sumatra), dan kapak genggam. Kebudayaan itu oleh Madame Madeleine Colani, ahli sejarah Prancis, dinamakan kebudayaan Bacson-Hoabinh. Kepercayaan zaman bercocok tanam adalah menyembah dewa alam.
d. Tradisi Megalitikum
Pada zaman ini, alat dibuat dari batu besar seperti menhir, dolmen, dan sarkofagus. Menhir adalah tugu batu besar tempat roh nenek moyang, ditemukan di Sumatra Selatan, Sulawesi Tengah, dan Kalimantan. Dolmen adalah meja batu besar (altar), terdapat di Bondowoso, Jawa Timur. Sarkofagus adalah kubur peti batu besar. Di Sulawesi, sarkofagus dikenal dengan sebutan waruga.
e. Tradisi zaman perundagian
Setelah hidup menetap, mereka semakin pandai membuat alat, bahkan dengan kedatangan bangsa Deutero Melayu pada 500 SM, mereka sudah mampu membuat alat dari logam (sering disebut budaya Dongson karena berasal dari Dongson). Zaman ini disebut zaman kemahiran teknologi. Mereka juga telah mengenal sawah dan sistem pengairan. Jenis benda logam yang dibuat di Indonesia pada zaman ini, antara lain, sebagai berikut.
1) Nekara, yaitu semacam tambur besar yang ditemukan di Bali, Roti, Alor, Kei, dan Papua.
2) Kapak corong, disebut demikian karena bagian tangkainya berbentuk corong. Sebutan lainnya adalah kapak sepatu. Benda ini dipergunakan untuk upacara. Banyak ditemukan di Makassar, Jawa, Bali, Pulau Selayar, dan Papua.
3) Arca perunggu, ditemukan di daerah Bangkinang, Riau, dan Limbangan, Bogor. Selain itu, ada perhiasan perunggu, benda besi, dan manik-manik. Kepercayaan di zaman perundagian adalah menyembah roh nenek moyang (animisme).
2. Ciri-ciri masyarakat praaksara
Setelah nenek moyang kita datang di Nusantara dan menetap, mereka meninggalkan tradisi, aturan kemasyarakatan, serta religi yang ditaati oleh  mereka dan anak keturunannya. Tradisi tersebut diwariskan kepada masyarakat hingga sekarang ini. Kemampuan nenek moyang kita sebelum mengenal tulisan dan sebelum terpengaruh budaya Hindu-Buddha oleh Brandes dikelompokkan sebagai berikut.
a. Kemampuan berlayar
Nenek moyang bangsa Indonesia datang dari Yunan sebelum Masehi. Mereka sudah pandai mengarungi laut dan harus menggunakan perahu untuk sampai di Indonesia. Kemampuan berlayar ini dikembangkan di tanah baru, yaitu di Nusantara, mengingat kondisi geografi di Nusantara terdiri banyak pulau. Kondisi ini mengharuskan menggunakan perahu untuk mencapai kepulauan lainnya. Salah satu ciri perahu yang dipergunakan nenek moyang kita adalah perahu cadik, yaitu perahu yang menggunakan alat dari bambu atau kayu yang dipasang di kanan kiri perahu. Pembuatan perahu biasanya dilakukan secara gotong royong oleh kaum laki-laki. Setelah masa per- undagian, aktivitas pelayaran juga semakin meningkat. Perahu bercadik yang merupakan alat angkut tertua tetap dikembangkan sebagai alat transportasi serta perdagangan. Bukti adanya kemampuan dan kemajuan berlayar tersebut terpahat pada relief candi Borobudur yang berasal dari abad ke-8. Relief tersebut melukiskan tiga jenis perahu, yaitu

1) perahu besar yang bercadik,
2) perahu besar yang tidak bercadik, dan
3) perahu lesung



b. Kemampuan bersawah
Sistem persawahan mulai dikenal bangsa Indonesia sejak zaman Neolitikum, yaitu manusia hidup menetap. Mereka terdorong untuk mengusahakan sesuatu yang menghasilkan (food producing). Sistem persawahan diawali dari sistem ladang sederhana yang belum banyak menggunakan teknologi, kemudian meningkat dengan adanya teknologi pengairan hingga lahirlah sistem persawahan.
c. Mengenal astronomi
Pengetahuan astronomi (ilmu perbintangan) sudah dimiliki nenek moyang bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia telah mengenal ilmu pengetahuan dan memanfaatkan teknologi angin musim sebagai tenaga penggerak dalam aktivitas pelayaran dan perdagangan. Selain digunakan untuk mengenali musim, ilmu astronomi juga sudah dimanfaatkan sebagai petunjuk arah dalam pelayaran, yaitu Bintang Biduk Selatan dan Bintang Pari (orang Jawa menyebut Lintang Gubug Penceng) untuk menunjuk arah selatan serta Bintang Biduk Utara untuk menunjukkan arah utara. Kemampuan astronomi dan angin musim ini telah mengantarkan mereka berlayar ke barat sampai di Pulau Madagaskar, ke timur sampai di Pulau Paskah, dan ke selatan sampai di Selandia Baru serta ke arah utara sampai di Kepulauan Jepang. Pengetahuan astronomi juga digunakan dalam pertanian dengan memanfaatkan Bintang Waluku sebagai pertanda awal musim hujan.
d. Sistem mocopat
Sistem mocopat adalah suatu kepercayaan yang didasarkan pada pembagian empat penjuru arah mata angin, yaitu utara, selatan, barat, dan timur. Sistem mocopat dikaitkan dengan pendirian bangunan, pusat kota atau pemerintah (istana), alun-alun, tempat pemujaan, pasar, dan penjara. Peletakan bangunan tersebut dibuat skema bersudut empat di mana setiap sudut mempunyai kemampuan dan kekuatan secara magis. Itulah sebabnya mengapa setiap desa pada zaman kuno selalu diberi sesaji pada waktu-waktu tertentu, bahkan hari pasaran menurut perhitungannya juga dikaitkan dengan sistem mocopat, yaitu
1) arah barat diletakkan pon jatuh hari Senin dan Selasa,
2) arah timur diletakkan legi jatuh hari Jumat,
3) arah selatan diletakkan pahing jatuh hari Sabtu dan Minggu,
4) arah utara diletakkan wage jatuh hari Rabu dan Kamis, dan
5) arah tengah diletakkan kliwon jatuh hari Jumat dan Sabtu.
Jadi pola susunan masyarakat mocopat merupakan suatu kepercayaan dalam menata dan menempatkan suatu bangunan yang bersudut empat, dengan susunan ibu kota pusat pemerintahan terdapat alun-alun di sekitar istana, serta ada bangunan tempat pemujaan, pasar, dan penjara.
e. Kesenian wayang
Kesenian wayang semula berpangkal pada pemujaan roh nenek moyang. Semula wayang diwujudkan sebagai boneka nenek moyang yang dimainkan oleh dalang pada malam hari. Dengan beralaskan tirai dan tata lampu di belakangnya serta boneka yang digerak-gerakkan sehingga terlihat bayangan boneka seolah-olah hidup. Jika dalang kemasukan roh nenek moyang, sang dalang akan menyuarakan suara nenek moyang yang berisi nasihat-nasihat kepada anak cucu mereka. Setelah kedatangan hinduisme ke nusantara maka kisah nenek moyang digantikan kisah Ramayana dan Mahabharata. Bonekanya kemudian diganti dengan bentuk tokoh dalam cerita Mahabharata. Fungsinya pun beralih sebagai pertunjukan dan penontonnya melihat dari depan tirai.
f. Seni gamelan
Seni gamelan ada kaitannya dengan seni wayang. Seni gamelan ini dipakai untuk mengiringi pertunjukkan wayang. Pada waktu musim bercocok tanam sudah usai masyarakat kuno itu membuat alat musik gamelan, mengembangkan seni membatik, dan mengadakan pertunjukan wayang semalam suntuk untuk dapat dilihat oleh masyarakat di sekitarnya.
g. Seni membatik
Seni membatik merupakan kerajinan membuat gambar pada kain. Cara menggambarnya mempergunakan alat canting yang diisi bahan cairan lilin (orang Jawa menyebutnya malam) yang telah dipanaskan, lalu dilukiskan pada kain sesuai motifnya.
h. Pengaturan masyarakat
Nenek moyang kita hidup berkelompok. Mereka bersepakat untuk hidup secara bersama, hidup gotong royong, dan demokratis. Mereka memilih seorang pemimpin yang dianggap dapat melindungi masyarakat dari berbagai gangguan termasuk gangguan roh sehingga seorang pemimpin dianggap memiliki kesaktian lebih. Cara pemilihan pemimpin yang demikian disebut primus inter pares, yaitu yang terutama di antara yang banyak. Jadi, seorang pemimpin adalah yang terbaik bagi mereka bersama.
i. Sistem ekonomi dengan mengenal perdagangan
Kebutuhan hidup manusia selalu menuntut untuk dipenuhi. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, masyarakat kuno saling bertukar barang (barter) dari satu wilayah ke wilayah lain. 
j. Sistem kepercayaan
Manusia yang terdiri atas jasmani dan rohani memunculkan suatu kepercayaan bersifat rohani yang kemudian dipersonifikasikan dalam bentuk riil. Sistem kepercayaan masyarakat Indonesia mulai tumbuh pada masa hidup berburu dan mengumpulkan makanan, ini dibuktikan dengan penemuan lukisan dinding gua di Sulawesi Selatan berbentuk cap tangan merah dengan jari-jari yang direntangkan. Lukisan itu diartikan sebagai sumber kekuatan atau simbol perlindungan untuk mencegah roh jahat. Manusia di zaman hidup bercocok tanam sudah percaya adanya dewa alam yang menciptakan banjir, gunung meletus, gempa bumi, dan sebagainya.

Jadi, dapat kita ketahui bahwa tradisi masyarakat Indonesia sebelum mengenal tulisan adalah sebagai berikut.
a. Organisasi kemasyarakatannya sudah ada, yaitu adanya masyarakat teratur, demokratis, dan memilih pemimpinnya dengan primus inter pares dalam bentuk kesukuan.
b. Kemasyarakatan atau pranata sosialnya adalah masyarakat yang hidup berkelompok sebagai makhluk sosial, dan bergotong royong.
c. Memiliki pengetahuan alam, yakni memanfaatkan alam di sekitarnya sebagai wujud peduli dan memelihara alam lingkungannya.
d. Sudah mengenal sistem persawahan.
e. Kemampuan berlayar dan berdagang dengan memanfaatkan angin musim, bahkan mereka sudah berani mengarungi laut luas.
f. Sudah memiliki teknologi perundagian, yakni pengecoran logam dengan sistem bivalve dan a cire perdue.
g. Sistem kepercayaan pada mulanya menyembah roh nenek moyang kemudian menyembah dewa.
h. Sudah memiliki sistem ekonomi barter.
3. Cara Mewariskan Masa Lampau
Pengalaman kolektif suatu masyarakat diartikan sebagai masa lampau. Beberapa cara yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk mewariskan masa lampaunya adalah sebagai berikut. Coba cermati dan telusuri adanya mitologi yang ada di sekitar daerah Anda. Setelah itu, tanyakan kepada sesepuh atau tokoh masyarakat atau siapa saja yang dapat memberikan keterangan tentang mitologi tersebut. Selanjutnya, tuliskan dalam bentuk cerita. Hasilnya paparkan di depan kelas, secara bergiliran. Inovatif dan Kreatif Sejarah Masa Pra Aksara dan Aksara 25
a. Pelatihan dan peniruan. Pengetahuan dan kemampuan yang telah dimiliki diwariskan lewat pelatihan dan peniruan, entah itu dengan perkataan atau perbuatan. Misalnya kepandaian membuat alat-alat dari batu maupun dari besi. Mereka mewariskan kepandaian tersebut kepada generasi berikutnya lewat peniruan pembuatan alat-alat tersebut. Termasuk juga pengetahuan dan kepandaian berburu, memasak makanan, beternak, bersawah dan sebagainya.
b. Penuturan, yakni dengan cara menuturkan secara lisan. Artinya, kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat diwariskannya dengan cara dituturkan kepada generasi penerusnya.
c. Hasil karya, walaupun masyarakat belum mengenal tulisan namun telah memiliki akal, dengan akalnya akhirnya masyarakat menghasilkan budaya. Dengan budaya inilah dia mewariskan masa lampaunya kepada generasi berikutnya. Dengan demikian lewat hasil karya atau budaya yang dimilikinya, maka dapat diketahui tentang pola hidup dan kehidupan masyarakat tersebut. 
Sumber:  http://www.sentra-edukasi.com/

Soedirman, Sang Jenderal Klenik

Soedirman, Bintang Lapangan Sepak Bola  
Kepercayaan dan kegemaran Soedirman pada supranatural tak hanya saat gerilya, tapi juga dalam diplomasi formal dengan Belanda. Muhammad Roem punya kisah menarik tentang klenik Soedirman. Syahdan, suatu pagi beberapa hari menjelang perundingan Renville di Yogyakarta pada 17 Januari 1948, Roem dipanggil Presiden Sukarno.
Majalah Tempo, Senin 12 November 2012 menurunkan edisi khusus Jenderal Soedirman, Bapak Tentara dari Banyumas. Presiden meminta Ketua Delegasi Indonesia dalam perundingan itu menemui Soedirman di rumahnya. "Sebagai ketua delegasi, jiwa Saudara harus diperkuat," kata Presiden. "Temuilah segera Panglima Soedirman." Meski awalnya menolak, Roem, yang tak mengerti urusan klenik, menuruti saran itu.
Di rumahnya, Soedirman sudah menunggu. Sang Panglima ditemani seorang anak muda yang ia kenalkan kepada Roem sebagai "orang pintar". Rupanya, anak muda yang dikenal Roem tak punya pekerjaan tetap itu yang akan "memperkuat jiwa" Menteri Dalam Negeri ini. Dukun itu kemudian memberinya secarik kertas. "Jimat ini tak boleh terpisah dari Saudara," kata Soedirman. "Kalau hilang, kekuatannya bisa berbalik. Jagalah sebaik-baiknya."
Jimat itu menemani Roem menghadapi delegasi Belanda yang keras kepala tak mau hengkang dari Indonesia. Seorang diplomat Amerika Serikat yang jadi penengah rundingan itu memuji Roem dan delegasi Indonesia. "Saya sudah kesal karena Belanda begitu legalistik, tapi kalian bisa melawannya dengan legalistik juga. You are wonderful," katanya, seperti ditulis Roem dalam Jimat Diplomat. Roem, lulusan Rechts School (Sekolah Hukum) di Jakarta, hanya mesem sambil meraba jimat itu di saku celananya.
Tapi cerita paling absurd yang pernah didengar anak bungsunya, Mohamad Teguh Sudirman adalah kisah seorang santri dari Pesantren Krapyak, Yogyakarta. Kepadanya, santri itu menceritakan kisah gurunya yang ikut bergerilya bersama Soedirman. Dalam sebuah pertempuran sengit, menurut santri itu, Soedirman menjatuhkan pesawat Belanda dengan meniupkan bubuk merica. Teguh berkomentar, "Gila, ini tak masuk nalar."

Sumber: http://id.berita.yahoo.com/soedirman-sang-jenderal-klenik-005439048.html

Fase-Fase Perkembangan Antropologi

A. Pengertian Antropologi
Dalam setiap kehidupan masyarakat pasti memiliki sebuah hasil pemikiran yang berasal dari kecerdasan local masyarakat tersebut atau biasa disebut kebudayaan. Kebudayaan antara masyarakat satu dengan yang lainnya pastilah memiliki perbedaan masing-masing ,sehingga diperlukan sebuah ilmu untuk mempelajari setiap kebudayaan tersebut. Antropologi , merupakan cabang ilmu pengetahuan social yang mempelajari tentang budaya suatu masyarakat tertentu. Kata Antropoligi sendiri berasal dari kata antrophos yang berarti manusia dan logos yang memiliki arti ilmu. Antropolgi sendiri mempelajari manusia secara biologinya dan juga secara kehidupan sosialnya.
Dari berbagai macam definisi antropologi, berikut ini adalah pengertian antropologi yang biasa digunakan dalam pembelajaran antropologi, yaitu:
· William A. Haviland Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keanekaragaman manusia.
· David Hunter Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat manusia.
· Koentjaraningrat Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.[1]
B. Fase Perkembangan Antropologi
Antropologi sebagai ilmu tidak muncul begitu saja, namun antropologi berkembang melalui fase-fase yang ada. Dalam antropologi terdapat 4 fase yang terjadi dalam perkembangan antropologi sebagai ilmu, yaitu:
1. Fase pertama
Fase ini terjadi sebelum tahun 1800, sekitar akhir abad 15 hingga awal abad 16 orang eropa mulai mengelilingi wilayah wilayah dikawasan Asia, Afrika dan Amerika, sejak saat dalam perkembanganya permukaan bumi ini mulai terkena pengaruh Negara-negara Eropa Barat. Dalam perkembanganya mulai terkumpul catatan, buah cerita laporan dan buku-buku kisah cerita dari para musafir, pelaut, pendeta penyiar agama dan pegawai pemerintah jajahan mengenai wilayah yang mereka datangi. Dalam buku-buku itu termuat mengenai deskripsi bangsa-bangsa yang terdapat di Afrika, Asia, Oseania dan suku-suku bangsa lainnya. Bahan-bahan deskripsi tersebut sangat menarik perhatian bangsa Eropa karena perbedaan dari wilayah yang dikunjungi dengan adat istiadat, bahasa, susunan masyarakat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa Eropa Barat.
Bahan-bahan pengetahuan tadi disebut etnografi, atau seskripsi tentang bangsa-bangsa. Deskripsai yang diperoleh tadi biasanya tidak begitu teliti sehingga seringkali bersifat kabur, dan kebanyakan hanya memperhatikan hal yang menurut orang Eropa nampak aneh saja, walau ada pula karangan-karangan yang baik dan bersifat lebih teliti.
Dari keanehannya, maka bahan etnografi tadi amat menarik perhatian kaum terpelajar di Eropa Barat sejak abad ke 18. Kemudian dalam pandangan orang Eropa munculah pertentyangan terhadap bangsa Amerika, Afrika Asia dan juga Oseania tadi, yaitu: sebagian orang eropa menganggap bahwa mereka keturunan iblis dan bukan bangsa yang merupakan keturunan manusia, adajuga yang menganggap mereka merupakan bangsa yang masih murni yang belum tersentuh olehkejahatan, dan yang terakhir sebagian orang Eropa tertarik akan adat-istiadat dan ulai mengumpulkan benda-benda kebudayaan asal Amerika, Afrika, Oseania dan Asia sehingga muncul museum-museum kebudayaan luar Eropa.
Pada aawal abad ke-19 pehartian terhadap himpunan pengetahuan tentang masyarakat, adat istiadat dan cirri-ciri fisik bangsa-bangsa di luar Eropa dari pihak dunia ilmiah menjadi sangat besar, demikian besarnya sehingga timbul usaha-usaha pertama dari dunia ilmiah untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan pengetahuan etnografi tadi menjadi satu.[2]
2. Fase Kedua
Masa ini berlangsung pada pertengahan abad ke-19, pada mas ini mulai muncul tulisan-tulisan ataupun berupa karangan yang menyusun bahan etnhografi tersebut berdasarkan cara berikir evolusi masyarakat. Secara singkat kerangka berfikir tersebut bisa di golongkan seperti berikut: Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan sangat lambat dalam jangka beribu-ribu taun dengan berbagai tingkatan evolusi, dengan sebagai patokan tingkatan tertinggi adalah masyarakat yang hidup seperti masyarakat dii Eropa Barat. Bentuk masyarakat yang tinggal di luar Eropa disebut oleh mereka(orang Eropa) sebagai bangsa primitive, dianggap sebagai sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih hidup hingga sekarang.berdasarkan kerangka berfikir tersebut maka pada tahun sekitar 1860 timbul beberapa karangan yang membandingkan tingkat kebudayaan dari masing-masing bangsa berdasar tingkat-tingkat evolusi, sehingga timbula ilmu antropologi.
Kemudian timbul pula beberapa karangan yang hendak meneliti sejarah penyebaran kebudayaan bangsa-bangsa di mika bumi. Disini pula orang Eropa masih menganggap kebudayaan diluar Eropa merupakan sisa-sisa kebudayaan terdahulu yang masih kuno, sehingga dengan meneliti kebudayaan tersebut maka mereka dapat mengetahui sejarah penyebaran kebudayaan manusia. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa fase perkembangannya yang kedua ini ilmu antropologi berupa suatu ilmu akademikal; dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut: mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitive dengan maksud untuk mendapat ssuatu pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran kebudayaan manusia.[3]
3. Fase Ketiga
Fase ini berlangsung pada permulaan abad ke-20. Pada permulaan abad ke-20, sebagian besar negara-negara penjajah di Eropa masing-masing berhasil untuk mencapai kemantapan kekuasaannya di daerah-daerah jajahan di luar eropa. Untuk keperluan daerah jajahan dimana pada waktu itu mulai berhadapan ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang justru mempelajari bangsa-bangsa di daerah luar eropa justru menjadi sangat penting. Sejak itu timbul pendirian bahwa mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa itu penting.
Suatu ilmu antropologi dengan sifat-sifat seperti yang terurai di atas terutama berembang di negara Inggris sebagai negara penjajah yang utama, tetapi juga di hamper semua negara colonial lainnya. Selain itu ilmu antropologi di Amerika Serikat yang bukan negara colonial tetapi mengalami berbagai masalah yang berhubungan dengan suku-suku bangsa Indian yang merupakan suku asli atau penduduk pribumi Benua Amerika kemudian terpengaruh oleh ilmu antropologi yang baru tadi. Dalam fase ketiga ini ilmu antropologi menjadi suatu ilmu yang praktis dan tujuannya dapat dirumuskan sebagai berikut : Mempelajari masyarakat dan kebudayaan suku-suku bangsa di luar Eropa guna kepentingan pemerintah colonial dan guna mendapat suatu pengertian tentang masyarakat masa kini yang kompleks.
4. Fase Keempat
Fase ini kira-kira sesudah 1930. Pada fase ini ilmu antropologi mengalami masa perkembangannya yang paling luas. Hal ini termasuk bertambahnya bahan pengetahuan yang jauh lebih teliti, maupun mengenai ketajaman dari metode-metode ilmiahnya. Kecuali itu kita lihat adanya dua perubahan di dunia, yaitu timbulnya anti pati terhadap kolonialisme terhadap perang dunia II, serta cepat hilangnya bangsa-bangsa primitif (dalam arti bangsa-bangsa asli dan terpencil dari pengaruh kebudayaan Eropa dan Amerika) yang sekitar tahun 1930 mulai hilang, dan sesudah perang dunia II memang hampir tak adalagi di muka bumi.
Proses tersebut menyebabkan seolah-olah lapangan dalam ilmu antropologi telah hilang, sehingga memunculkan sebuah dorongan untuk memunculkan ide untuk mengembangkan lapangan penelitian dengan ide dan tujuan baru. Adapun bahan-bahan etnografi yang terdapat dalam fase pertama, kedua maupun yang ketiga tidak dibuang begitu saja melainkan dijadikan sebagai landasan bagi perkembangannya yang baru. Pengembangan itu terjadi di amerkia Serikat tetapi menjadi umum di negara-negara lain setelah tahun 1951, stelah 60 orang ahli antropologi dari berbagai negara Amerika dan Eropa, menajlin seuatu simposium internasional untuk meninjau dan merumuskan pokok tujuan ruang lingkup dari ilmu antropologi yang baru.
Mengenai tujuannya, ilmu antropologi yang baru dalam fase perkrmbangannya yang keempat ini dapat dibagi dua yaitu tujuan akademikal dan tujuan praktisnya. Tujuan akademuikalnya adalah mencapai pengertian tentang makhluk-makhluk manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warnabentuk fisiknya, masyarakat, serta kebudayaannya. Karena disalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku bangsa, maka tujuan praktisnya adalah mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku-bangsa guna membangun masyarakat suku bangsa itu.
C. Antropologi Masa Kini
Perbedaan-perbedaan di Berbagai Pusat Ilmiah tergantung pada perkembangan ilmu Antropologi yang dibahas di Universitas tempat ilmu tersebut berkembang. Tantaralain sebagai berikut:
1. Amerika Serikat, telah memakai ilmu antropologi dan mengintegrasikan seluruh warisan bahan dan metode dari ilmu antropologi yang berasal dari fase pertama, fase kedua dan fase keempat maksudnya adalah pengembangan fase ke empat seluas-luasnya.
2. Inggris dan negara persemakmuran, fokus pada fase ketiga demi kepentingan negara penjajah.
3. Eropa Tengah, fokus pada fase kedua; mempelajari bangsa-bangsa di luar Eropa.
4. Eropa Utara, bersifat lebih akademikal; keunikan terdapat pada penelitian suku bangsa eskimo.
5. Uni Soviet, penelitian lebih bersifat praktis dengan meneliti suku-suku bangsa mereka sendiri; namun ada juga penelitian tentang bangsa lain dengan ditemukannya buku yang berjudul Narody Mira (Bangsa- bangsa di Dunia).
6. Indonesia, perkembangannya masih belum terikat pada satu aturan baku; jadi masih boleh disesuaikan dengan perkembangan.[4]




[1] Diambil dari http://antropolog.wordpress.com/about/ pada 16 September 2011
[2] Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi. Anek Cipta. Jakarta. 1990 hal 2-3
[3] Ibid, hal 3-2
[4] Diambil dari http://id.shvoong.com/social-sciences/anthropology/2174250-korelasi-antropologi-dan-ilmu-lain/

CARA MEMBUAT MILIS (MAILING LIST)

ilis adalah sebuah grup pengguna E-mail (elektronic mail), dimana setiap anggota dapat saling berdiskusi dengan anggota lain melalui grup email yang dikenal diengan MILIS. Prinsip kerja Milis yaitu pengiriman pesan satu kali oleh anggota ataupun pemilik milis, maka pesan tersebut akan diteruskan ke semua anggota yang lain oleh milis tersebut. Jadi sangat cocok sebagai sarana berdiskusi dan belajar kelompok secara Online melalui media E-Mail. Milis bisa kita buat dari beberapa grup webmail (email berbasis web dan gratis) seperti Yahoo, dan Google.

Berikut ini, saya akan mencoba menuliskan langkah sederhana dalam membuat sebuah grup MILIS (Mailing List)dari google dengan nama grup milis yaitu NOVITIK (Milist 146).
Berikut adalah langkah-langkahnya:

1. Buka browser kesayangan anda, misalnya mozilla.com
2. Kemudian kunjungi situs Google.co.id
3. Lihat di bagian atas, terdapat menu utama google, lalu sobat klik menu Selengkapnya, kemudian klik GRUP (Klik pada gambar untuk memperbesar)


4. Setelah muncul Google groups, lakukan LogIn/masuk ke akun anda (lihat gambar bawah)


5. Masukkan Username/nama pengguna/email anda dan juga password/sandi ke tempat yg disediakan, lalu klik Masuk/login


6. Klik Buat Grup


7. Isi Biodata Milis sesuai dengan yang anda inginkan dan klik Buat Grup Saya


8. Masukkan kode Verifikasi yang berwarna Hijau ke kotak bawahnya, lalau klik Buat Grup Saya


9. Undang anggota untuk bergabung di milis grup, dengan cara ketik alamat email teman dan ketik pesan undangan (atau klik Abaikan langkah ini, jika anda tidak ingin mengundang sekarang)


10. Klik kunjungi grup baru anda, sekarang milis grup anda sudah jadi


11. Setelah masuk ke beranda, Klik "Mulai Topik Diskusi Baru" untuk membuat topik baru


12. Ketik Judul topik/tema yang akan dijadikan bahan diskusi dan ketik juga Isi pesannya, kemudian klik Poskan pesan. (pesan ini akan dikirim secara massal ke semua anggota)


13. Pesan anda sudah dikirim ke Milis (klik kembali ke grup)


14. Setelah muncul beranda, maka Topik diskusi yang sobat buat sudah muncul.


15. Untuk membalas dan mulai berdiskusi melalui topik tersebut, klik pada Topik, kemudian balas, maka semua anggota akan mendapatkan balasan pesan tersebut.


16. Jika sudah selesai menggunakan, maka jangan lupa sobat untuk Log Out dari halaman milis, agar tidak digunakan oleh pihak lain yang tidak bertanggung jawab.


Sumber: novitik.blogspot.com

TEMPAT PEMBACAAN PROKLAMASI INDONESIA

Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia semula direncanakan dibacakan diLapangan IKADA (Ikatan Atletik Djakarta), Lapangan IKADA sekarang terletak di sebelah tenggara Lapangan Monas. 

Namun dari perkembangan situasi dan kondisi, dimana disekitar Lapangan IKADA dan tempat-tempat strategis lainnya di Kota Jakarta dijaga ketat oleh serdadu Jepang, akhirnya Pembacaan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dibacakan di depan rumah kediaman Ir. Soekarno, di Jl. Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta (Sekarang Jl.Proklamasi Jakarta) pada hari Jumat 17 Agustus 1945 pukul 10.00 Wib (Pertengahan bulan Ramadhan). Soekarno membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia sebagaibereikut:
“Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta saudara-saudara hadir disini untuk menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah bangsa kita. Berpuluh-puluh tahun kita baqngsa Indonesia telah berjuang untuk kemerdekaan Tanah Air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun gelombang aksi kita untuk mencapai kemerdekaan itu ada naiknya dan ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke arah cita-cita. Juga di dalam zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak ada henti-hentinya.
Didalam zaman Jepang ini, tampaknya saja kita menyandarkan diri kepada mereka, tetapi pada hakikatnya kita telah menyusun tenaga kita sendiri, tetapi kita percaya pada kekuatan sendiri. Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib Tanah Air kita dalam tangan kita sendiri.
Hanya yang berani mengambil nasib dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnya. Maka kami tadi malam telah mengadakan musyawarah dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia. Permusyawaratan itu telah seia-sekata berpendapat bahwa sekaranglah datang waktunya untuk menyatakan kemerdekaan kita.saudara-saudara, dengan ini kami menyatakan kebulatantekad itu.
DengarlahProklamasi Kami:

                    Proklamasi
Kami Bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain, dielenggarakan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun 1945
                    Atas nama bangsa Indonesia,
                  Soekarno-Hatta

Demikianlah saudara-saudara, kita sekarang telah merdeka. Tidak ada satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita. Mulai saat ini kita menyusun negara kita. Negara Merdeka Negara Republik Indonesia Merdeka, kekal dan abadi, Insya Allah Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.
Sumber: http://aalmarusy.blogspot.com/

Profil

Berbagi sebanyak-banyaknya informasi tentang sejarah
hopefull...usefull....

Gabung di


FACEBOOK

SERBASEJARAH ON FACEBOK

Karakteristik Iklim Indonesia

Wilayah Indonesia merupakan negara maritim kontinen, meliputi :
Daratan : 93.000 km2 ( 1/6 )
Lautan : 1.826.440 km2 ( 2/6 )
Udara : 1.919.440 km2 ( 3/6 )




Letak astronomis Indonesia Terletak di antara 6 °LU – 11 °LS dan 95 °BT – 141 °BT sehingga Indonesia masuk dalam Iklim Tropis


KARAKTERISTIK IKLIM TROPIS
  • Suhu udara rata-rata tinggi, karena matahari selalu vertikal. Umumnya suhu udara antara 20- 23°C. Bahkan di beberapa tempat rata-rata suhu tahunannya mencapai 30°C.
  • Amplitudo suhu rata-rata tahunan kecil. Di khatulistiwa antara 1 - 5°C, sedangkan ampitudo hariannya lebih besar.
  • Tekanan udaranya rendah dan perubahannya secara perlahan dan beraturan.
  • Hujan banyak dan lebih banyak dari daerah-daerah lain di dunia.

KARAKTERISTIK IKLIM INDONESIA
  • Dipengaruhi oleh pergerakan peredaran matahari yang menyebabkan perubahan pola angin sehingga terdapat 2 musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau
  • Adanya Wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau, menyebabkan Indonesia bersifat menengah dan memiliki variasi yang banyak
  • Di beberapa pulau besar seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua terdapat gunung-gunung yang tinggi sehingga mempengaruhi variasi unsur iklim di setiap wilayahnya.
Sumber: http://link-geo.blogspot.com/

UNSUR-UNSUR IKLIM

Iklim merupakan keadaan cuaca rata-rata atau keadaan cuaca jangka panjang pada suatu daerah, meliputi kurun waktu beberapa bulan atau beberapa tahun.
  1. Suhu Udara
  2. Tekanan Udara
  3. Kelembapan Udara
  4. Angin
  5. Curah Hujan


1. SUHU UDARA

Suhu udara adalah derajat panas dinginnya udara yang menunjukkan kandungan energi panasnya

Dinyatakan dalam derajat Celcius ( oC) , derajat Fahrenheit ( oF), dan derajat Kelvin (oK)
a. dearajat K = (a - 273) derajat C
b. derajat F = 5(b - 32)/9 derajat C

Sumber energi utama adalah cahaya matahari

2. TEKANAN UDARA

Berat kolom udara mulai dari permukaan sampai puncak atmosfer yang diterima permukaan tiap satuan luas

Dari hasil penelitiannya Torricelli mengemukakan bahwa tekanan tersebut rata-rata sama dengan beratnya air raksa yang terdapat dalam tabung sepanjang 76 cm dan penampangnya 1 cm2. Dengan demikian apabila berat jenis air raksa 13,6 g/cm3 maka tekanan atmosfer tersebut sebesar 76 x 13,6 = 1033,6 g/cm2 dan disebut 1 atmosfer ( 1 atm).
Untuk menyatakan besarnya tekanan atmosfer digunakan satuan milibar (mb).


3. KELEMBAPAN UDARA


Banyaknya uap air di dalam udara bergantung kepada faktor, antara lain ketersediaan air dan sumber uap, suhu, tekanan udara dan angin

Pernyataan Kelembaban udara:

kelembapan nisbi H = e/em x 100 %

kelembapan mutlak atau nisbah campur
r = mv / md

kelembapan spesifik
q = mv / (mv + md )


4. ANGIN
Gerakan udara karena perbedaan suhu dan tekanan antara suatu tempat dan pada tempat lain. Angin dicirikan dengan arah datangnya dan kecepatannya. Arah angin dinyatakan dengan derajat


5. CURAH HUJAN

Curah hujan (mm) : merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap, dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) millimeter, artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air setinggi satu millimeter atau tertampung air sebanyak satu liter.


Sumber: http://link-geo.blogspot.com/

Sardjono Kartosoewiryo Tentang Sang ayah Kartosoewirjo (Sukarmaji) dan Gerakan NII Komandemen IX

Sardjono Kartosoewirjo
Sardjono Kartosoewirjo (VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
Bagi Sardjono Kartosoewiryo, anak ke-12 tokoh pencetus Negara Islam Indonesia (NII), Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, gerakan NII Komandemen Wilayah IX yang menyeret nama Panji Gumilang pendiri Pondok Pesantren Al Zaytun, Indramayu, Jawa Barat, berbeda dengan misi sang ayah yang kerap dipanggil 'Imam'. Hingga kini, anak bungsu Kartosoewirjo ini tak pernah bertemu dengan Panji Gumilang. Sardjono juga tidak mengerti adanya isu setoran bagi anggota NII di bawah kepemimpinan Panji Gumilang. 


Dalam wawancara dengan VIVAnews.com, Sardjono mengungkap awal mula perjuangan sang ayah yang membentuk Negara Islam Indonesia. Sardjono juga bercerita panjang lebar soal pembentukan Komandemen Wilayah-Komandemen Wilayah. Begitu pula disampaikan tentang adanya 'Negara Islam Indonesia' di Garut, Jawa Barat, pimpinan Zenzen Komara. 

Sardjono juga memaparkan kiprah ayah dari Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hilmi Aminuddin, Muhamad Hasan, yang merupakan Panglima Daerah Islam/Tentara Islam Indonesia atau dikenal dengan DI/TII. Berikut wawancara dengan Sardjono Kartosoewirjo di kantor VIVAnews.com, Jakarta: 

Siapa nama asli Kartosoewirjo?
Nama ayah aslinya Sukarmaji. Su itu artinya bagus, Karma itu pekerjaan, Aji itu Raja. lahir di Cepu, Jawa Tengah, 7 Januari 1905. Lalu pindah ke Jawa Barat berubah menjadi Sekarmaji. 

NII Kartosoewirjo itu seperti apa?
Kartosoewirjo itu tidak pernah ada perlakuan khusus. Kalau PKI ada imej bahwa dasarnya adalah ateis. Kalau kami sama-sama Islam, apanya yang dimusuhin. Waktu ayah meninggal, saya sudah umur enam tahun. Ibu saya dari awal ikut gerilya. Saya lahir di daerah Denu, Tasikmalaya Selatan. Saat itu saya lahir di tengah hutan. Jangankan orang, kera saja tidak betah di situ, kami terdesak. Saat itu 14 April 1957, kami masuk ke hutan bambu. Sekitar Gunung Galunggung, Gunung Ciremai, kemudian di Gunung Talaga Bodas, Garut, Bandung.

Apa yang diingat saat itu?
Semua menyedihkan. Jadi yang terkesan itu yang sedih. Saat itu staf Imam (panggilan Kartosoewirjo) ada 500 orang, termasuk pengawal. Jadi itu besar sekali. Saat mulai turun, itu di gugusan Gunung Batara Guru, perbatasan antara Garut dengan Bandung, Danau Ciharu, sekarang ada PLTU Kamojang, di sanalah pasukan mulai terpotong oleh TNI. Pasukan kami terpecah. Saya pisah dengan bapak, saya ikut ibu. Bapak bawa pasukan pengawal, saya juga. Saya dapat pengawal sekitar enam orang. Pengasuh saya namanya Mustiah, itu penduduk setempat. Kemudian komandan pasukan pengawal mencari induk pasukan. Saat itu yang masih ada Agus Abdullah (Perwira DI/TII) ke Gunung Ciremai. Itu sekitar bulan Juni tahun 1962. 

Kemudian di Desa Tambak Baya, di daerah Garut sekitar PLTU Kamojang saat ini. Di sanalah ada kejadian yang saya anggap patut dihargai. Saat itu saya tertangkap, saat turun pada jam 9 pagi. Saat itu pula kami sudah menemukan seruan (tertulis) dari Imam yang ditanda tangani kakak saya, Muhammad Darda. Seruannya, pertama hentikan tembak menembak, kedua, kembali ke pangkuan NKRI. Sebelah kiri ada tambahan kalimat Pangdam VII Siliwangi, Ibrahim Aji. Kalimat itu, segera hubungi pos-pos TNI terdekat dan membawa perkakas perang dan dokumen. Ini sudah imbauan tapi kalau pasukan, ya silahkan saja. Harus ada perintah dari komando setempat, itu namanya Kompas, komando setempat. 

Yang turun pertama itu, saya, kakak saya Komalasari, Kartika, Cecep itu anaknya Jaja Sujadi (Ketua Majelis Keuangan). Lalu ditanya, ini anak siapa dan nama-namanya ditulis. Kami ini dibilang anak pengasuh. Sampai ke markas itu, diperiksa lagi dari pemeriksaan pendahuluan, lalu BAP diubah, akhirnya ketahuan kami bukan anak pengasuh. Dan ternyata ini anak Imam lalu BAP kami diubah, termasuk BAP anak Jaja Sujadi. Kemudian, pengasuh ditanya, kenapa tadi mengatakan ini sebagai anak ibu? Ya untuk melindungi, takut ditembak. 

Lain seperti apa?
Setelah itu, kami diantar lagi ke markas batalyon, di Cicalengka, menginap lagi. Setelah itu saya dibalikin ke Garut, di Wisma Korem di Cipanas. Di sanalah saya bertemu bapak, sedang sakit. Bapak acak-acakan ambutnya, pakai piyama, itu sekitar bulan Juni tahun 1962. Setelah itu keluarga saya dipindah ke Ciumbuleuit (Bandung). Tapi bapak masuk rumah sakit, saya hanya dengan ibu masuk ke wisma Siliwangi. Di Ciumbuleuit itu di atasnya Rumah Sakit paru-paru. 

Proses hukum setelah penangkapan?
Setelah setahun lebih, ada berita bapak dipanggil ke Jakarta karena harus ke pengadilan. Setelah itu, bapak divonis mati. Berarti bapak tidak akan ketemu kami lagi, ya kami tidak bisa mengerti persis waktu itu usia saya 6 mau 7 tahun. Saya dengar dari kakak saya, ada permintaan bapak sebelum meninggal. 

Pertama, ingin bertemu dengan perwira-perwira terdekat untuk terakhir kalinya. Tapi ditolak, karena dianggap mereka ada unsur politik. Kedua, ingin eksekusi ini disaksikan oleh wakil salah seorang dari keluarga, karena katanya di negara lain itu boleh disaksikan. Ini juga ditolak, karena mereka menganggap itu mengerikan. Ketiga, ingin jenazahnya dikembalikan ke pekuburan keluarga di Malangbong (Garut). Ini pun tidak dikabulkan, karena nanti akan banyak yang ziarah. Keempat, ingin ketemu dengan keluarga. Nah ini boleh. Kami bertemu di Jakarta, di sekitar Lapangan Banteng. Di sana ada Mahkamah Darurat Perang, itu tahun 1963.

Setelah itu kami berpisah dengan bapak. Kemudian saat akan dieksekusi, bapak boleh meminta satu permintaan lagi. Kata bapak, saya hanya ingin bertemu sang pencipta. Itu yang saya kagum, bapak percaya akan adanya hari berbangkit, hari dipertemukannya manusia dengan Tuhan. Hari dievaluasinya seluruh kebijakan-kebijakannya selama ini. 

Saya hanya ingin melihat dari kebijakan-kebijakannya itu, diterima atau ditolak oleh Tuhan. Itulah yang saya terkesan sampai sekarang kenapa saya menempelkan nama Kartosoewiryo kepada nama saya. Inilah sebagai bentuk pengabdian saya, saya pakai nama Kartosoewiryo inikan harus berhati-hati sikapnya. Hingga akhirnya tahun 2010 saya berziarah untuk pertama kalinya ke makam bapak saya karena sudah ditemukan di Pulau Onrust di gugusan Pulau Seribu.

Waktu perpisahan terakhir dengan bapak apa yang dibicarakan?
Ya bicara umum. Bapak minta maaf, karena tidak bisa bertemu lagi. Bapak juga titip anak-anak pada ibu. Yang datang ada lima anggota keluarga. Itu karena banyak anak yang sudah meninggal. Salah satu kakak saya masih ada di Jawa.

Anda tidak diberitahukan di mana makam Kartosoewirjo?
Tidak diberitahukan tempatnya, sebelumnya pada tahun 1964 akhir, tepat satu tahun setelah pertemuan terakhir dengan bapak, kami dipanggil oleh kodam, bahwa eksekusi itu sudah dilakukan di sebuah tempat di wilayah hukum Indonesia, namun tidak dijelaskan di mana. Lalu mereka memberikan barang-barang pribadi milik bapak. Ada jam tangan rolex, pulpen parker 51, pulpen pelikan, tempat rokok itu ada gambar jaguar lapis emas, cincin batu pirus, baju batik yang terakhir dipakai bapak dan gigi palsu. Bapak giginya palsu semua.

Makamnya ada penandanya, pakai penutup dan bawahnya dikeramik, yang lain itu tidak ada yang dikeramik. Di sana ada dua makam, bapak sebelah kanan dan di kirinya ada makan Hassanuddin Banten yang berontak ke Portugis lalu dibuang sampai akhirnya dia meninggal. Di depan ada tulisan plang, tidak ditulis Kartosoewiryo, tapi "Makam salah satu tokok DI/TII yang dieksekusi tahun 1964". Semua yang dikubur di pulau Onrust itu semua tercatat. Di sana ada banyak kuburan Belanda, ada juga kuburan muslim, serta bekas asrama haji. 

Apakah Kartosoewirjo tidak meminta grasi ke Soekarno?
Saya tidak dengar, yang saya tahu grasinya ditolak. Terakhir saya dengar dari Sukmawati, sebelum permintaan grasi itu ditandatangani pernah juga dibicarakan di meja makan. Dengan berat hati, bapak Sukmawati menandatangi eksekusi.

Dari keluarga apakah benci terhadap Soekarno?
Kalau saya tidak ada, saat itu saya masih kecil hanya menerima takdir saja. Saya tidak bisa membangun sebuah kebencian. Rasanya bukan cara membangun yang baik. Saya hanya berpikir bagaimana menyelamatkan maklumat Imam terakhir yaitu bagaimana menyelamatkan mujahid. Kalau perang terus menerus akan habis nanti.


Karena pada tahun 1962 saat turun, jumlahnya seluruh termasuk Aceh, Sulawesi dan Jawa jumlahnya mencapai 40 ribu orang, itu catatan dari Kodam. Berbanding rakyat Indonesia yang berjumlah 40 juta. Jadi berbanding 1:1.000 ini tidak mungkin lagi perang.

Bagaimana hubungan pengikut Katosoewiryo?
Setelah tahun 1962 itu semua kembali ke pangkuan Republik Indonesia. Semua melakukan tugas-tugasnya semula. Yang bertani ya bertani, yang dagang kembali dagang. Setelah tahun 1970an mengadakan pertemuan di rumah Danu Muhamad Hasan. Danu Muhamad Hasan itu adalah panglima DI/TII dan salah satu anaknya adalah Ketua Majelis Syuro PKS, Zaenudin Hilmi. Lalu kami berkumpul, kami berkumpul karena keamanannya terjamin oleh Ali Murtopo, pelaksana lapangan Soeharto. Kami mau membentuk Front Anti Komunis tahun 1970, saya hanya ikut-ikutan saja karena masih SD.

Awal mula Komandemen Wilayah?
Saat itu, Adang Jaelani tidak kembali ke rumah, soalnya kalau dia pulang ke rumah akan diundang juga ke Kodam dan tidak kembali lagi. Dia kabur, lalu Adang membangun lagi sistem Komandemen Wilayah dengan alasan darurat, karena ada bentrok. Komandemen wilayah ini boleh diaktifkan kalau dalam keadaan darurat cirinya kontak senjata. 

Komandan wilayah saat itu tinggal satu-satunya yaitu Adang Jaelani, otomatis gelar Imam diberikan kepada Jaelani saat itu dia menduduki jabatan Komandan Wilayah VII. Orang kedua yaitu Jaja Sujadi, dia Ketua Majelis Keuangan. Jaja mengatakan kita tidak bisa masuk pada kontak militer karena tidak ada tembak menembak mana mungkin kita mengatakan ini darurat. Jadi kita kembali ke sipil saja. Kalau tertib sipil, secara otomatis gelar Imam diberikan kepada Jaja Sujadi karena aturannya Ketua majelis yang ada harus mendapatkan gelar Imam. Nah itulah yang mereka sebut sebagai jihadbillah yang sekarang komandannya Zenzen Komara dari Garut. Lalu kita menjalani tertib sipil yaitu kembali ke pada kegiatan semula. Berdagang dan bertani.

Komando Wilayah itu ada berapa?
Sampai tahun 1962 maklumat Imam yang tadi turun ada delapan Komandemen. Komando Wilayah I terdiri atas Priangan Timur: Tasik, Ciamis, Banjar, Kuningan Majalengka. Komando Wilayah II yaitu Jawa Tengah, Komando Wilayah III adalah Jawa Timur, Komando Wilayah IV adalah Sulawesi, Komando Wilayah V adalah Aceh.


Komando Wilayah VI yaitu Sumatera di luar Aceh, Komando Wilayah VII kembali lagi ke Garut, Bandung, Cianjur, Sukabumi, sampai ke Bogor, Komando Wilayah VIII yaitu Kalimantan. Komando Wilayah ini diatur berdasarkan waktu terbentuknya. Dalam Komandemen Wilayah dibentuk untuk mengatasi darurat perang, itu artinya, seluruh sipil dimiliterisasi.

Bagaimana mengenai Komando Wilayah IX?
Mungkin itu adalah Adang Jalani tahun 1980an, bikinlah dia di Jakarta Raya (Jabodetabek) dan Banten karena sudah banyak anggota yang empati. Lalu terbentuklah Komando Wilayah IX. Saya nggak ikut fisabililah, bilillah, saya malah bekerjasama untuk pembangunan bangsa ini termasuk bikin Anak Bangsa. Selain saya ada juga Khira Fandai, bikin pesantren. Anaknya sekarang anggota DPR dari PPP, Asep Mausul dan ada juga ada Hilmi Aminuddin, itu juga tidak ikut fillah dan fisabililiah. 

Bagaimana dengan Panji Gumilang?
Totok Salam atau Panji Gumilang sebenarnya adalah ketua empat di Komandemen Wilayah IX. Seno adalah ketua pertama, yang kedua Bassar dan tiga saya lupa. Susunan ketua dengan sistem itu itu bapak saya yang ciptakan tahun 1949. Masing-masing ketua ada pembagian kerjanya, kalau ketua pertama bermasalah otomatis ketua kedua naik, begitu seterusnya.

Apakah Totok Salam alias Panji Gumilang dilindungi oleh intelijen?
Mungkin saja, tapi saya tidak yakin, itu kecurigaan orang karena memang data-datanya sudah jelas. Semua dana ditujukan ke satu titik adalah Totok Salam (Panji Gumilang). Tapi dia sendiri tidak ditangkap, justru anak buahnya yang berbuat kriminal itu yang ditangkap. Dan kenapa Panji Gumilang belum ditangkap, karena dia masih dibutuhkan dan belum waktunya dipanen.

Soal setor duit?
Ya saya juga heran itu orang kok mau saja, saya nggak habis pikir. Soal iming-iming surga itu kan orang-orang di sana kan ngerti agama. Hasanah dulu di dunia, baru bisa membeli hasanah di akhirat. Kalau nggak punya duit, nggak bisa infaq bagaimana bisa membeli surga? Tapi memang logikanya sudah mati mereka.  Dulu anggotanya sampai 250 ribu kalau tidak salah. Itu tahun 2009an tapi kabarnya kalau ada orang yang mau keluar itu, tidak dikabari biar aja keluar biar ada datanya supaya kelihatan banyak. 

Tapi anggota sebenernya cuma 100 ribuan. Ketika itu setoran yang paling besar itu dari Semarang, kira-kira sampai 1 miliar untuk Al Zaitun. Menurut saya Al Zaitun itu dananya sebagian besar itu dari qirod, dalam islam itu semacam jual obligasi. Itukan dana pinjaman, ya kalau operasionalnya sudah jalan ya tolong kembalikan. Kalau tidak bisa dikembalikan secara tunai bisa bertahap, yang jadi masalah itu tidak dikembalikan. Itu janji setelah lima tahun dikembalikan, tapi sampai sekarang belum dikembalikan padahal kan sudah besar. 

Kalau Anda bertemu Panji Gumilang apa yang akan disampaikan?
Saya mau menghimbau saja, pertama saya akan bacakan maklumat terakhir itu bahwa kembali ke pangkuan NKRI dan hentikan tembak menembak. Lalu pinjamannya kembalikan, kan Al Zaitun sudah besar. Kalau soal cuci otak sudah sulit itu, tapi kalau komandonya diambil alih bisa diperbaiki. Itu sebenarnya sama dengan orang mencari uang untuk membangun sesuatu, cuma ini modelnya lebih canggih.

Zenzen Komara ada kampung di Garut, apakah itu turunan dari DI/TII?
Iya, orang-orang keturunan NII yang mengambil jihad filah. Jalur jihad fillah, itu cuma nama saja tidak ada perbedaan. Jihad fillah itu pasif, kembali ke pangkuan RI, meneruskan dalam bentuk jihad pasif atau jihad yang sangat luas. Bisa di bidang ekonomi, pendidikan dan lain-lain. 

Untuk yang di Garut, informasinya ada susunan pemerintahan sendiri?
Iya, saya dengar-dengar ada. Imamnya Zenzen. Tapi dia dianggap sakit, karena salatnya itu berkiblat ke Malangbong, ke arah Timur. Kata Zenzen, dia pernah mendapat amanat dari bapak bahwa kiblat kita ke Malangbong, ke rumah saya. Mungkin menurut bapaknya, itu kiblat politik, tapi ditafsirkan dia kiblat salat sehingga membelakangi kiblat sebenarnya.

Kalau soal NII saat ini bagaimana?
NII sekarang ini keliatannya hanya nyari duit, untuk menyangga pesantren Al Zaitun. 

Apakah ada kaitan antara NII dan terorisme?
Kalau terorisme memang kalau secara tidak langsung ada, jadi dulu itu setelah Adang Jaelani mengangkat Totok Salam sebagai penggantinya. Ternyata ada yang tidak setuju dengan pemilihan Totok, diantaranya Marzuki. Lalu Marzuki ini bersatu dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Ba'asyir membuat markas di Malaysia.


Dialah yang mengirim orang-orang Indonesia ke Pakistan, Afganistan dan Moro. Tapi belakangan Abu Bakar Ba'asyir dan Abdullah Sungkar mengambil jalur keras dan Marzuki tidak mau. Karena memang maklumat Imam itu, berhenti tembak menembak dan kembali ke pangkuan Republik Indonesia. 

Kita ngirim orang-orang itu untuk dididik bukan untuk kontak senjata. Maka pecahlah dengan Marzuki. Akhirnya Abdullah Sungkar meninggal, tinggalah Abu Bakar Ba'asyir yang masih dengan aliran keras. 

Gerakan-gerakan itu dibiarkan karena apa?
Kalau gerakan-gerakan itu dibiarkan karena ada dua hal, pertama belum cukup untuk dipanen, jadi harus dilindungi dulu untuk apa ditindak kalau tidak ada alasannya. Selama ini kan tidak ada alasannya. Kalau dugaan makar itu tidak mungkin, kalau dugaan makarkan perlu lambang negara, bendera, lagu kebangsaan dan harus dibuktikan dengan senjata. Itu susah.

Sumber: http://us.nasional.news.viva.co.id/news/read/246954-sardono-kartosoewirjo--semua-menyedihkan